Boston Furnitures (SOFA) Akan Divestasi Bisnis Furnitur dan Rambah Sektor Energi

Ussindonesia.co.id JAKARTA. PT Boston Furniture Industries Tbk (SOFA) mengambil langkah strategis besar dengan merencanakan divestasi bisnis furnitur pada kuartal I-2026. Keputusan signifikan ini datang seiring dengan masuknya pengendali baru perseroan, PT Asia Investment Capital (AIC), yang transaksinya dijadwalkan rampung pada 24 Oktober 2025. Peralihan kepemilikan ini membuka jalan bagi SOFA untuk mengarahkan fokus bisnisnya ke sektor yang berbeda dan lebih prospektif.

Direktur Utama Boston Furniture Industries, Yohan Satya, mengonfirmasi bahwa perseroan tengah aktif mengkaji potensi untuk melepaskan bisnis utamanya, yakni industri furnitur. Sebagai bagian integral dari proses ini, manajemen SOFA sedang dalam tahap mempersiapkan penghitungan valuasi atas bisnis furnitur. Langkah ini krusial untuk memastikan proses divestasi berjalan transparan dan efisien sesuai prosedur yang berlaku.

Pergeseran strategi PT Boston Furniture Industries Tbk ini tidak lepas dari hasil kajian keekonomian yang tengah bergulir, yang secara spesifik menyoroti rencana pengembangan usaha di sektor energi terbarukan. Yohan Satya menegaskan, “Apabila hasil kajian menunjukkan kelayakan dalam potensi bisnis di bidang energi, perseroan akan berfokus pada kegiatan usaha di bidang energi.” Saat ini, kajian tersebut masih terbatas pada analisis peraturan perundang-undangan yang relevan mendukung bisnis energi terbarukan di Indonesia.

Mekanisme operasional untuk lini bisnis energi baru ini telah dirancang dengan cermat. Pelaksanaan kegiatan usaha energi akan diemban oleh anak perusahaan SOFA, yaitu PT Pratama Satya Prima (PSP). Sementara itu, SOFA akan bertransformasi menjadi perusahaan holding yang memegang kendali dan mengarahkan seluruh lini usaha strategis ini, termasuk investasi di sektor energi.

Pelaksanaan divestasi bisnis furnitur yang direncanakan pada kuartal I-2026 akan dilakukan dengan penuh perhitungan. Yohan Satya menjamin bahwa proses ini akan memastikan keberlangsungan operasional melalui pengaturan transisi yang terstruktur serta penyerahan fungsi operasional yang bertahap. “Kami juga memastikan, selama proses divestasi berlangsung, tidak terjadi gangguan hubungan dengan pemasok dan pelanggan,” imbuh Yohan, menekankan komitmen perseroan terhadap kelancaran transisi.

Lebih lanjut, timeline atas aksi korporasi ini mencakup dua fase utama. Fase pertama, dalam tiga bulan pertama, perseroan akan fokus menyelesaikan kajian mendalam, melakukan seleksi, dan menentukan potensi kerja sama dengan pihak-pihak yang telah berpengalaman luas di bidang energi. Fase kedua, dalam empat bulan berikutnya, akan dilanjutkan dengan finalisasi kerja sama tersebut, menandai langkah konkret SOFA dalam menancapkan jejaknya di sektor energi.

Kendati demikian, dampak pasti dari wacana divestasi dan pergeseran fokus bisnis ini terhadap kinerja perusahaan masih belum sepenuhnya terkuak. Hingga berita ini ditulis, perseroan belum merilis laporan keuangan hingga kuartal III-2025. Namun, jika menilik performa sepanjang paruh pertama 2025, kinerja keuangan SOFA terpantau belum menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Hingga Juni 2025, SOFA membukukan pendapatan sebesar Rp 23,1 miliar, melemah 2,9% secara tahunan (year-on-year/yoy), meskipun laba bersih berhasil meningkat tipis 5,6% yoy menjadi Rp 561 juta.

Sejak didirikan pada tahun 2012, PT Boston Furniture Industries Tbk (SOFA) telah berkiprah di industri furnitur berbahan kayu dan logam. Rencana aksi korporasi ini menandai babak baru yang ambisius bagi perusahaan, berpotensi mengubah lanskap bisnisnya secara fundamental dari produsen furnitur menjadi pemain di ranah energi terbarukan yang berkembang pesat.

SOFA Chart by TradingView