Bursa Asia Melemah, Investor Tunggu Sinyal The Fed dan Kinerja Emiten Teknologi

Ussindonesia.co.id , JAKARTA — Bursa saham Asia terpantau melemah pada Selasa (28/10/2025) seiring dengan sikap investor yang menanti laporan keuangan dari raksasa teknologi serta keputusan kebijakan moneter dari sejumlah bank sentral utama pekan ini.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Topix Jepang terpantau turun 0,53% pada level 3.307,51, sementara itu indeks Kospi Korea Selatan melemah 1,06% ke kisaran 3.999,92. Indeks komposit Shanghai China terkoreksi tipis 0,08% pada level 3.993,83.

Kemudian, indeks S&P/ASX 200 Australia juga terpantau turun 0,43% pada level 9.016,40. Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,29% pada level 26.358,27.

: Kesepakatan Dagang AS-China Makin Dekat, Bursa Asia Dibuka Menghijau

Pergerakan ini terjadi setelah indeks saham AS ditutup pada rekor baru, didorong oleh optimisme atas kesepakatan dagang yang tengah disiapkan Presiden Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping untuk diumumkan dalam KTT pekan ini.

Saham sektor teknologi menjadi sorotan setelah munculnya laporan bahwa Amazon.com Inc. berencana memangkas hingga 30.000 karyawan.

: : Reli Wall Street Mulai Redup, Bursa Asia Kompak Melemah

Meredanya ketegangan dagang telah menjadi katalis bagi reli saham global, sementara perusahaan AS sejauh ini relatif tidak terdampak tarif berkat penyesuaian harga dan efisiensi biaya.

Namun, optimisme tersebut akan diuji pekan ini saat investor menanti hasil rapat Federal Reserve (The Fed) untuk melihat arah kebijakan suku bunga, serta laporan keuangan dari raksasa teknologi seperti Amazon dan Microsoft Corp.

: : Bursa Asia Menguat, Indeks Nikkei 225 Melesat 2,8% Pagi Ini

“Dengan The Fed yang diperkirakan akan memangkas suku bunga, kelanjutan reli pasar tampaknya bergantung pada hasil laporan laba emiten besar pekan ini,” ujar Chris Larkin dari E*Trade Morgan Stanley.

Indeks S&P 500 menembus level 6.875 — mencatat reli tiga hari terbaik sejak Mei. Saham Qualcomm Inc. melonjak ke level tertinggi dalam 15 bulan setelah meluncurkan chip dan komputer untuk pasar pusat data berbasis kecerdasan buatan (AI), menantang dominasi Nvidia Corp. di segmen yang tengah tumbuh pesat tersebut.

Pada Rabu dan Kamis pekan ini, lima perusahaan raksasa yang menyumbang sekitar seperempat kapitalisasi pasar indeks acuan AS — Microsoft, Alphabet, Meta Platforms, Amazon, dan Apple — dijadwalkan merilis laporan keuangan. Indeks yang melacak “Magnificent Seven” saham teknologi besar naik 2,6%.

Dalam isu perdagangan, Trump menyatakan optimistis terhadap kesepakatan dengan China setelah pejabat kedua negara mengumumkan sejumlah pencapaian diplomatik untuk meredakan ketegangan.

Namun, sebagian analis memperingatkan bahwa kesepakatan tersebut belum menyentuh isu mendasar seperti keamanan nasional dan ketimpangan perdagangan antara AS dan China. Investasi China ke AS juga masih dibatasi ketat.

“Meskipun perkembangan ini mendukung sentimen pasar, analis tetap skeptis bahwa isu-isu utama seperti keamanan nasional dan persaingan teknologi akan terselesaikan sepenuhnya,” ujar Fawad Razaqzada dari City Index dan Forex.com.

Sementara itu, Trump memuji aliansi strategis AS dengan Jepang saat bertemu Perdana Menteri baru Sanae Takaichi di Tokyo. Keduanya menandatangani kerangka kerja kerja sama mineral strategis, sekaligus menegaskan peningkatan kerja sama pertahanan.

Takaichi kini menghadapi tantangan dalam melaksanakan kesepakatan dagang yang diwariskan pendahulunya, termasuk komitmen samar Jepang untuk mendanai proyek senilai US$550 miliar di AS.

_______

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.