Cermati rekomendasi saham emas: UNTR, BRMS, ANTM, dan PSAB untuk Senin (22/12)

Ussindonesia.co.id JAKARTA. Pemerintah resmi menetapkan pengenaan bea keluar terhadap barang ekspor berupa emas, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 80 Tahun 2025.

Dalam konsideransinya, pemerintah menjelaskan bahwa pengenaan bea keluar terhadap emas diperlukan untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan emas dalam negeri, menjaga stabilitas harga komoditas, sekaligus mendorong hilirisasi mineral, khususnya emas. 

Sejumlah analis pun memberikan rekomendasi saham emiten yang fokus menggarap komoditas emad. Simak ulasan lengkap rekomendasi saham sektor tambang emas untuk perdagangan Senin (22/12/2025).

Harga Emas Masih Tinggi, Simak Rekomendasi Saham Emiten Produsennya

1. PT United Tractors Tbk (UNTR)

Pendapatan UNTR turun 6,8% secara kuartalan (QoQ) dan turun 8,9% secara tahunan (YoY) ke level Rp 31,9 triliun pada kuartal III-2025. Sementara itu, laba bersih perseroan tercatat sebesar Rp 3,3 triliun pada kuartal III-2025. Di level ini, laba UNTR anjlok 32,3% QoQ dan 44,8% YoY.

Volume kontraktor penambangan (Pama) berpotensi mengalami pertumbuhan terbatas pada 2026 di tengah lingkungan harga batu bara yang lemah. Kontrak baru Pama dengan tambang Pomalaa milik Vale Indonesia diperkirakan mulai berjalan pada 3Q26 dan dapat menopang volume.

Rekomendasi: Neutral 

Target harga: Rp 25.000 per saham

Tim analis JP Morgan Sekuritas Indonesia Henry Wibowo, Arnanto Januri, dan Steven Suntoso

2. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) 

BRMS membukukan laba bersih pada kuartal III 2025 sebesar US$ 14,9 juta atau meningkat 75,5% secara quarter-on-quarter (QoQ). Kinerja BRMS pada kuartal III 2025 menunjukkan hasil yang solid dengan pendapatan US$ 63 juta, naik 9% QoQ, di mana penjualan emas mendominasi sekitar US$ 61 juta.

BRMS terus mengembangkan portofolio emas dan logam dasar multi-aset dengan peta jalan operasional yang jelas serta berbagai katalis produksi hingga 2028. Aset unggulan perusahaan, Citra Palu Mineral (CPM), saat ini mengoperasikan dua pabrik pengolahan carbon-in-leach (CIL) dengan kapasitas gabungan 6.000 ton per hari (tpd).

Rekomendasi: Buy

Target harga: Rp 1.265 per saham

Equity Research Analyst Ajaib Sekuritas Rizal Rafly

Saham BRMS Tancap Gas Jelang Produksi Emas dan Tembaga Melesat

3. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)

Sampai akhir kuartal III-2025, ANTM membukukan laba bersih sebesar Rp 6,61 triliun atau melonjak 197% yoy dibandingkan laba bersih pada periode yang sama tahun 2024 sebesar Rp 2,23 triliun. Pun Penjualan emas ANTM hingga kuartal III-2025 juga mengalami kenaikan sebesar 64% yoy dengan nilai Rp 58,67 triliun

Untuk mendukung target penjualan tahun 2026, ANTM memastikan kelancaran pasokan dari Freeport setelah insiden operasional tersebut. Selain itu, perusahaan terus menyeimbangkan pasokan domestik dan impor secara selektif, sejalan dengan arahan regulasi.

Rekomendasi: Buy

Target: Rp 3.700 per saham

Tim Riset Pintraco Sekuritas

4. PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB)

PSAB membukukan laba bersih pada kuartal III-2025 sebesar Rp 430,5 miliar. Naik bila di bandingkan dengan periode yang sama di tahun 2024 sebesar Rp 67,5 miliar. Hingga sembilan bulan pertama 2025, pendapatan PSAB pun meranjak signifikan 27,5% YoY menjadi US$ 221,6 juta.

PSAB berencana menjual seluruh saham yang dimilik oleh PT J Resources Nusantara (JRN) dalam PT Arafura Surya Alam (ASA) dengan nilai perusahaan (enterprise value) sebesar US$ 540 juta, yakni sebanyak 2.331.139 lembar saham atau 99,99996% dari total modal ditempatkan dan modal disetor AS, kepada PT Danusa Tambang Nusantara (DTN) sebagai salah satu anak usaha UNTR.

Rekomendasi: Buy on Support

Target harga: Rp 580 

Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora

Harga Saham Emiten Emas Melemah Efek Bea Keluar, Investor Ritel Perlu Jual / Beli?