
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Satu lagi investor asing di PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang melaporkan kalau menjual sahan. Jika sebelumnya UBS, kali ini Chengdong Investment Corporation tercatat melakukan aksi pengurangan kepemilikan saham BUMI di sepanjang Desember 2025.
Melansir keterbukaan informasi Jumat (26/12/2025), Chengdong Investment Corporation menjual 3.713.353.900 atau 3,71 miliar saham BUMI di harga transaksi rentang Rp 238 per saham hingga Rp 388 per saham.
Transaksi ini telah berlangsung sejak Senin (1/12/2025) hingga Senin (22/12/2025) lalu. Melalui aksi ini, Chengdong Investment Corporation tercatat meraup dana segar mencapai sekitar Rp 1,03 triliun.
“Jumlah saham Chengdong Investment Corporation sebelum transaksi sebesar 25,98 miliar saham (6,99%), lalu setelah transaksi berkurang menjadi 22,27 miliar saham (5,99%). Tujuan transaksi ialah divestasi,” tulis manajemen BUMI dalam keterangannya, Jumat (26/12/2025).
UBS Lepas 627,35 Juta Saham di Bumi Resources (BUMI), Tujuannya Tak Biasa!
Status kepemilikan saham dalam transaksi ini ialah langsung, dengan klasifikasi saham termasuk saham biasa.
Hingga akhir perdagangan Rabu (24/12/2025), harga saham BUMI merosot 4,74% ke posisi Rp 362 per saham. Kendati begitu, pergerakan harga saham ini menguat 39,23% dalam sebulan terakhir atau melonjak 206,78% sejak awal tahun berjalan.
Dari sisi aksi korporasi, belum lama ini BUMI mengumumkan selesainya proses akuisisi lanjutan terhadap Jubilee Metals Limited (JML). Ini merupakan perusahaan pertambangan berfokus emas yang beroperasi di Northern Queensland, Australia.
BUMI telah melakukan transaksi pengambilbagian atas sejumlah 3.312.632 saham baru yang diterbitkan oleh JML pada 18 Desember 2025 dengan nilai transaksi sebesar AUD 31.470.004 atau setara Rp 346.936.545.540.
Transaksi dengan perusahaan asal Australia ini terjadi pada 18 Desember 2025. Dengan penyelesaian transaksi ini, BUMI kini resmi menguasai 64,98% saham JML.
Akuisisi JML selaras dengan strategi diversifikasi jangka panjang BUMI yang menargetkan komposisi EBITDA terkonsolidasi 50:50 antara batu bara termal dan aset non-batu bara termal pada tahun 2031.
Transformasi bertahap ini dirancang untuk memperkuat ketahanan BUMI, mengurangi ketergantungan pada satu siklus komoditas, sekaligus memposisikan emiten tersebut untuk bertumbuh di tengah transisi energi global.
JML diperkirakan akan memulai kegiatan penambangan pada Juli 2026 dan diperkirakan menghasilkan 9,89 ribu ons emas pada tahun 2026.