Emas Tembus US$3.500! Saham ARCI, BRMS, ANTM Melejit

Ussindonesia.co.id, JAKARTA — Harga emas melesat hingga menyentuh angka US$3.500 per troy ounce, mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (ATH) dan mengguncang pasar keuangan global. Lonjakan dramatis ini didorong oleh dua faktor utama: ekspektasi penurunan suku bunga The Fed dan meningkatnya ketidakpastian geopolitik.

Kenaikan harga emas ini berdampak langsung pada pasar saham Indonesia. Pada sesi I perdagangan Selasa (2/9/2025), saham-saham emiten tambang emas di Bursa Efek Indonesia (BEI) kompak mengalami penguatan signifikan.

PT Archi Indonesia Tbk. (ARCI) memimpin pergerakan positif dengan lonjakan harga saham sebesar 11,84%, mencapai level Rp850. Transaksi saham ARCI terbilang aktif, dengan volume mencapai 227,8 juta saham dan nilai transaksi mencapai Rp186 miliar.

PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) menyusul dengan kenaikan 9,24%, menutup perdagangan di harga Rp520 per saham. Volume transaksi BRMS bahkan lebih besar, mencapai 1,2 miliar saham dengan nilai transaksi Rp594,4 miliar.

PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), anggota holding BUMN pertambangan MIND ID, juga ikut menikmati gelombang positif dengan kenaikan 6,88% ke level Rp3.420 per saham dan nilai transaksi mencapai Rp971,3 miliar.

Kenaikan harga juga terjadi pada saham PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) sebesar 4,29% ke level Rp730, PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) sebesar 4,02%, dan PT J Resources Asia Pasifik Tbk. (PSAB) sebesar 3,36%.

Joni Teves, Ahli Strategis UBS Group AG, menjelaskan bahwa lonjakan investasi pada emas didorong oleh antisipasi penurunan suku bunga The Fed. “Skenario dasar kami adalah emas akan terus mencetak rekor baru dalam beberapa kuartal mendatang,” ujar Teves. Ia menambahkan bahwa suku bunga rendah, pelemahan data ekonomi, ketidakpastian makro, dan risiko geopolitik membuat emas menjadi aset diversifikasi portofolio yang krusial.

Laporan ketenagakerjaan AS yang akan dirilis pada Jumat mendatang diperkirakan akan menunjukkan pelemahan pasar tenaga kerja. Hal ini semakin memperkuat ekspektasi penurunan suku bunga The Fed, yang pada gilirannya meningkatkan daya tarik emas sebagai aset yang tidak memberikan imbal hasil bunga.

Sentimen positif terhadap emas juga dipicu oleh ketegangan politik di AS. Serangan Presiden AS Donald Trump terhadap independensi The Fed, termasuk dorongan untuk upaya hukum memberhentikan Gubernur Lisa Cook, serta keputusan pengadilan banding federal yang menyatakan tarif global Trump ilegal, telah meningkatkan ketidakpastian dan mendorong investor untuk berlindung di aset safe-haven seperti emas.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Ringkasan

Harga emas mencapai rekor tertinggi US$3.500 per troy ounce, didorong oleh antisipasi penurunan suku bunga The Fed dan ketidakpastian geopolitik. Kenaikan ini berdampak positif pada saham emiten tambang emas Indonesia seperti ARCI (naik 11,84%), BRMS (naik 9,24%), dan ANTM (naik 6,88%), dengan volume transaksi yang signifikan.

Lonjakan investasi emas dipicu oleh ekspektasi suku bunga rendah, pelemahan ekonomi AS, dan ketegangan politik di AS. Ahli strategi UBS, Joni Teves, memprediksi emas akan terus mencetak rekor baru. Saham emiten tambang emas lainnya seperti HRTA, MDKA, dan PSAB juga mengalami kenaikan.