GOTO-Grab Diisukan Merger, Intip Investasi Telkom (TLKM) di Saham GOTO

Ussindonesia.co.id , JAKARTA — PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dan Grab diisukan akan melakukan merger atau penggabungan perusahaan. Lalu, bagaimana investasi TLKM di GOTO?

Melansir laporan keuangan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) kuartal III/2025, TLKM menjelaskan per 30 September 2025 dan 2024, Telkomsel menilai nilai wajar investasi di GOTO masing-masing sebesar Rp54 per saham dan Rp66 per saham. 

“Jumlah kerugian yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar investasi Telkomsel pada GOTO untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2025 dan 2024 masing-masing adalah sebesar Rp380 miliar dan Rp474 miliar,” ujar manajemen TLKM.

Manajemen TLKM menuturkan nilai ini disajikan sebagai kerugian yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar atas investasi dalam laporan laba rugi konsolidasian. 

Perlu dicatat, nilai kerugian investasi yang dicatatkan TLKM ini dibukukan secara kuartal ke kuartal. Artinya, nilai kerugian ini belum mencerminkan kerugian investasi sejak TLKM menanamkan modalnya pada GOTO. 

: Intip Kinerja Keuangan hingga Gerak Saham GOTO dan GRAB yang Dikabarkan Merger

Berdasarkan catatan Bisnis, TLKM mulai melakukan investasi pada GOTO pada, tepatnya pada PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau Gojek pada 2020.

Investasi pada 16 November 2020 tersebut adalah investasi dalam bentuk obligasi konversi tanpa bunga sebesar US$150 juta atau setara dengan Rp2,1 triliun per 31 Desember 2020. 

Lalu pada 17 Mei 2021, Gojek dan PT Tokopedia merger menjadi GOTO. Merger ini membuat Telkomsel mengeksekusi obligasi konversi atau convertible bond (CB) sesuai dengan perjanjian CB, di mana CB akan dikonversi menjadi saham.

Pada 18 Mei 2021, Telkomsel menandatangani perjanjian pembelian saham untuk memesan 29.708 saham konversi atau sebesar Rp2,11 triliun dan 59.417 saham tambahan dari opsi pembelian saham atau senilai US$300 juta yang setara dengan Rp4,29 triliun.

GOTO melakukan stock split pada 19 Oktober 2021 dan mengubah kepemilikan Telkomsel dari 89.125 saham, menjadi 23,72 miliar saham. Per 31 Desember 2021, Telkomsel menilai wajar investasi di GOTO setelah stock split adalah Rp375 per saham. 

Per akhir 2021, TLKM mencatat keuntungan yang belum direalisasi atas nilai wajar penyertaan Telkomsel pada GOTO sebesar Rp2,49 triliun. 

Akan tetapi, setelah GOTO menjadi perusahaan publik pada 11 April 2022, Telkomsel menilai nilai wajar investasi di GOTO dengan menggunakan nilai pasar sebesar Rp91 per saham. 

Dengan penurunan nilai saham ini, alhasil Telkomsel mencatatkan kerugian yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar investasi Telkomsel pada GOTO sebesar Rp6,74 triliun pada 2022.