
GoTo Gojek Tokopedia dan Grab dikabarkan menawarkan ‘saham emas’ kepada Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara, guna memperoleh persetujuan atas potensi merger.
“Pembahasan penggabungan mencakup usulan untuk memberikan Danantara saham minoritas dalam entitas gabungan, dengan hak khusus atas cabang Indonesia,” demikian pernyataan dua sumber yang mengetahui masalah itu, dikutip dari Financial Times, Kamis (13/11).
Hak khusus itu akan memberikan Danantara hak bersuara atas isu-isu seperti gaji pengemudi. “Bisnis ini sarat dengan ketegangan politik karena Anda mempekerjakan begitu banyak orang dalam ekonomi gig,” kata sumber. “Anda ingin dekat dengan pemerintah.”
Ussindonesia.co.id – sudah mengonfirmasi kabar itu kepada GoTo Gojek Tokopedia dan Grab, namun belum ada tanggapan.
Baca juga:
- GOTO Buka Suara soal Agenda RUPSLB: Klarifikasi Rumor Ganti CEO hingga Merger
- Mengenal SoftBank, Konglomerat Jepang yang Berinvestasi di Grab dan GoTo Gojek
- Kilas Balik Merger Grab dan Gojek Sejak 2018, Didorong SoftBank
Isu Grab akan mengambil alih Gojek sudah berhembus sejak 2020. Bahkan, beberapa sumber mengatakan pembahasan berlangsung sejak 2018.
Pemberitaan bahwa Grab dan GoTo Gojek Tokopedia akan bergabung semakin intensif pada 2024 dan berlanjut pada 2025. Hingga akhirnya, Menteri Sekretaris Negara alias Mensesneg Prasetyo Hadi membenarkan kabar bahwa Grab ingin membeli saham GoTo Gojek Tokopedia. “Rencananya begitu,” kata dia di Istana Merdeka, Jakarta, akhir pekan lalu (7/11).
Ia menyampaikan Danantara terlibat dalam pembicaraan itu. Selain itu, bentuk penggabungan bisa berupa merger maupun akuisisi. “Sedang kami cari skemanya,” ujar dia.
Ia memastikan hubungan Grab dan Gojek tidak akan memonopoli. “Tidak,” kata Prasetyo Hadi.
Sambil berlari kecil, ia mengatakan bahwa pembahasan wacana merger Gojek dan Grab maupun Perpres ojol bertujuan agar bisnis berbagi tumpangan tetap berjalan. Namun ia tidak mengetahui alasan kedua perusahaan berpotensi terhambatnya bisnisnya, sehingga pembahasan itu dilakukan.
Prasetyo hanya menjelaskan Grab dan Gojek menciptakan lapangan kerja. “Mitra pengemudi (taksi online dan ojol), jumlahnya cukup besar. Dan sekarang kami sadar bahwa ojol merupakan pahlawan ekonomi,” kata Prasetyo.
Para jurnalis kemudian bertanya, pembahasan wacana merger Gojek dan Grab apakah untuk mencegah pemutusan kemitraan besar-besaran akibat Perpres ojol yang tengah dikaji. Prasetyo tidak menjawab.
GoTo Gojek Tokopedia memiliki 3,1 juta pengemudi untuk taksi online dan ojol. Sedangkan Grab mempunyai 3,6 juta mitra pengemudi.
Analis Citigroup Ferry Wong mengatakan komentar dan peran Danantara menunjukkan dukungan dari pemerintah Indonesia. “Namun, kemungkinan kegagalan atau penundaan tetap signifikan,” kata dia merujuk pada pembicaraan merger yang tersendat di masa lalu.
Mengutip pada laporan Bloomberg, pemegang saham GoTo termasuk SoftBank dikabarkan telah mengirim memo kepada dewan yang meminta pemecatan CEO Patrick Walujo pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB)berikutnya.
“Dengan alasan penurunan tajam dalam harga saham,” kata dua sumber lain yang mengetahui masalah tersebut, mengonfirmasi laporan Bloomberg, dikutip dari Financial Times. SoftBank menolak berkomentar terkait kabar ini.
Direktur GoTo Gojek Tokopedia R. A. Koesoemohadiani menjelaskan, agenda RUPSLB pada 17 Desember tidak berkaitan dengan isu penggabungan usaha dengan Grab. “Rencana pelaksanaan RUPSLB tidak terkait dengan rencana tindakan korporasi apapun,” kata Koesoemohadiani dalam keterangannya, dikutip Rabu (12/11).
Ia menjelaskan penyelenggaraan RUPSLB merupakan bagian dari praktik tata kelola perusahaan yang baik alias good corporate governance, dan tidak perlu menimbulkan kekhawatiran.
Koesoemohadiani mengatakan, rincian agenda rapat baru akan diumumkan pada 25 November, setelah melalui proses penelaahan oleh Direksi, Dewan Komisaris, dan komite-komite terkait perseroan.
Ia juga membantah kabar penempatan escrow fund US$ 300 juta di Singapura terkait antara GOTO dan Grab, serta spekulasi pembelian kembali (buyout) saham GoTo yang dimiliki Telkomsel.
Koesoemohadiani menegaskan perusahaan tetap berkomitmen menyampaikan informasi secara transparan dan akurat kepada publik.
Dikutip dari Financial Times, Bloomberg, dan The Information, SoftBank, yang juga memiliki saham di Grab, telah lama mendorong merger Gojek dan Grab.