Harga batubara turun ke bawah US$ 110 per ton, permintaan China melemah

Ussindonesia.co.id JAKARTA. Harga batubara kembali melemah dan turun ke bawah level US$ 110 per ton dalam sepekan terakhir. Berdasarkan data Trading Economics, harga batubara turun 1,72% secara mingguan ke level US$ 108,60 per ton pada Selasa (16/12/2025).

Tekanan harga terutama datang dari melemahnya permintaan China, seiring perubahan bauran energi dan kondisi ekonomi yang belum pulih sepenuhnya. 

Presiden Komisaris HFX International Berjangka Sutopo Widodo menilai penurunan harga mencerminkan pergeseran keseimbangan permintaan dan penawaran di pasar China.

“Penurunan harga batubara ke bawah US$ 110 per ton dalam sepekan terakhir disebabkan oleh perubahan struktur permintaan dan penawaran di Tiongkok,” ujar Sutopo kepada Kontan, Selasa (16/12/2025).

Harga Batubara Terangkat Kenaikan Harga Gas Alam

Ia menjelaskan, perlambatan pembangkit listrik berbasis termal terjadi seiring meningkatnya produksi energi angin dan surya yang tumbuh lebih dari 20% secara tahunan. Di sisi lain, stok batubara di pembangkit listrik China juga masih tinggi, diperkirakan mencapai sekitar 230 juta ton.

Tekanan tersebut diperkuat oleh data ekonomi China yang belum menggembirakan. Analis Doo Financial Futures Lukman Leong menyebut lemahnya penjualan ritel dan produksi industri membatasi ruang penguatan harga batubara.

“Dengan kondisi makroekonomi saat ini, harga batubara akan sulit menembus level US$ 110. Faktor utamanya tetap China,” kata Lukman, seraya menyoroti percepatan transisi menuju energi terbarukan.

Ke depan, prospek harga batubara hingga awal 2026 diperkirakan masih berada di bawah tekanan. Sutopo menilai transisi energi bersifat struktural dan jangka panjang, sementara pemulihan ekonomi China, khususnya di sektor properti, masih berjalan lambat.

HBA dan HMA Periode Kedua September 2025: Harga Batubara Turun, Mineral Naik

Meski terdapat peluang kenaikan musiman saat puncak musim dingin, dampaknya dinilai terbatas karena tingginya tingkat persediaan. 

Sutopo memperkirakan harga batubara akan bergerak terbatas di bawah US$ 110 per ton hingga awal 2026, dengan kisaran bawah di level US$ 95–US$ 105 per ton. Potensi kenaikan sementara diperkirakan tidak melampaui US$ 115–US$ 120 per ton.

Sementara itu, Lukman memproyeksikan harga batubara pada awal 2026 berada di kisaran US$ 100–US$ 105 per ton.

Di tengah volatilitas harga, investor disarankan tetap selektif. Sutopo menyarankan pelaku pasar saham batubara fokus pada efisiensi biaya dan diversifikasi pendapatan, serta melakukan aksi ambil untung saat harga mendekati area resistensi. 

Senada, Lukman menilai strategi *sell on rally* masih relevan, seiring tren harga yang cenderung menurun dan meningkatnya risiko dari pergeseran global menuju energi hijau.