Harga Buyback Emas Antam Naik 42,12% hingga Senin (15/9)

Ussindonesia.co.id – , JAKARTA — Pergerakan harga buyback emas Antam menguat 42,12% pada periode berjalan 2025 hingga Senin (15/9/2025).

Data Logam Mulia menunjukkan harga buyback emas Antam turun Rp2.000 ke Rp1.940.000 pada Senin (15/9/2025).

Sebelumnya, harga buyback yang menjadi acuan pembelian oleh PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam tersebut menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa di Rp1.942.000.

: Ramalan Nasib Pergerakan Harga Emas Pekan Ketiga September 2025

Banderol harga buyback emas Antam terkini mencerminkan kenaikan 42,12% untuk periode berjalan 2025.

Sebagaimana diketahui, pergerakan harga buyback emas Antam sejalan dengan banderol logam mulia di pasar global.

: : Harga Emas Antam Hari Ini Turun, Dibanderol Rp2.093.000 per Gram

Seperti diberitakan Bisnis sebelumnya, harga emas terpantau melemah pada perdagangan Senin (15/9/2025) menjelang keputusan The Federal Reserve atau The Fed pekan ini, dengan pasar menanti sinyal pemangkasan suku bunga lanjutan di tengah pelemahan ekonomi AS.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Senin (15/9/2025) pukul 08.35 waktu Singapura, harga emas turun tipis 0,2% menjadi US$3.635,66 per troy ounce. Harga emas diperdagangkan di kisaran US$3.640 per troy ounce setelah naik selama empat pekan berturut-turut. 

: : Harga Emas di Pegadaian Termurah Hari Ini, Senin 15 September 2025

Pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pekan ini di tengah pelemahan pasar tenaga kerja, dengan potensi pemangkasan lanjutan hingga tahun depan.

Ekspektasi tersebut menekan imbal hasil obligasi AS ke level terendah dalam beberapa bulan, melemahkan dolar AS, sekaligus menopang harga emas. Imbal hasil rendah menurunkan biaya peluang menyimpan emas, sedangkan dolar yang lebih lemah membuat logam mulia lebih terjangkau.

“Data makroekonomi kemungkinan akan lebih dominan dibandingkan isu tarif,” tulis analis ANZ Group Holdings, Daniel Hynes dan Soni Kumari dalam laporannya.

ANZ menambahkan investor kini mencermati dampak tarif terhadap pertumbuhan ekonomi dan inflasi AS.