
Ussindonesia.co.id , JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencetak sejarah baru pada penutupan perdagangan hari ini, Senin (17/11/2025). Indeks komposit ini berhasil menembus level tertinggi sepanjang masa atau all-time high (ATH) di angka 8.416,88. Penguatan signifikan ini terutama didorong oleh performa cemerlang saham-saham entitas Sinar Mas, seperti DSSA, serta raksasa perbankan, termasuk BBCA dan BMRI.
Berdasarkan data resmi dari Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup menguat 0,55% atau setara 46,44 poin, mencapai 8.416,88. Perdagangan hari ini dibuka pada level 8.397,83 dan sempat menunjukkan performa yang lebih impresif dengan menyentuh puncak intraday di 8.452,32.
Sentimen positif mendominasi pasar, terlihat dari sebanyak 354 saham yang berhasil naik, mengungguli 287 saham yang terkoreksi, dan 173 saham yang stagnan. Sementara itu, total kapitalisasi pasar atau market cap turut melonjak, kini mencapai angka fantastis Rp15.406 triliun, mencerminkan peningkatan kepercayaan investor terhadap pasar saham domestik.
: Merger BUMN Karya, Brantas Abipraya Detailkan Rencana di 2026
Kenaikan IHSG secara spesifik dipicu oleh penguatan sejumlah saham big caps yang menjadi primadona investor. Saham PT Dian Swastatika Tbk. (DSSA), entitas milik Sinar Mas, memimpin penguatan dengan melonjak 6,58% ke posisi Rp97.200 per saham. Tak ketinggalan, saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) juga turut menyumbang energi positif dengan kenaikan 3,19% menjadi Rp2.590 per saham.
Sektor perbankan juga tak mau kalah. Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menguat sebesar 1,78%, diikuti oleh PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang naik 1,69%, serta PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dengan pertumbuhan sebesar 1,47%. Kontribusi dari saham-saham berkapitalisasi besar ini menjadi tulang punggung pergerakan IHSG.
Namun, di tengah euforia kenaikan, beberapa saham justru mencatatkan penurunan. Saham PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) terpantau turun 4,55% ke level Rp6.300. Demikian pula, saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) mencatatkan koreksi 2,21% menjadi Rp14.400 per saham, menunjukkan adanya aksi profit taking atau sentimen negatif parsial di beberapa emiten.
IHSG- TradingView
: : Pesona Saham Keluarga Bakrie, Saat Emiten 7 Samurai Manggung Kembali (BUMI, BRMS, Hingga ENRG)
Di daftar top gainers hari ini, saham PT Apexindo Pratama Duta Tbk. (APEX) tampil perkasa dengan kenaikan dramatis 34,51% ke harga Rp191. Menyusul ketat di belakangnya adalah PT Sanurhasta Mitra Tbk. (MINA) yang juga mencatat pertumbuhan impresif sebesar 34,44% menjadi Rp242 per saham, menyoroti pergerakan saham-saham lapis kedua yang menarik perhatian.
Sebaliknya, pada jajaran top losers atau saham dengan penurunan terdalam, PT Puri Global Sukses Tbk. (PURI) terkoreksi tajam 14,86% menjadi Rp945. Disusul oleh PT Pelayaran Jaya Hidup Baru Tbk. (PJHB) yang turun 14,53% ke level Rp735, menunjukkan volatilitas yang tinggi pada beberapa saham di pasar.
Menanggapi pergerakan pasar, Head of Research Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, menjelaskan bahwa IHSG sempat ditutup menguat 0,76% ke level 8.434,21 pada perdagangan sesi I. Analisis teknikal menunjukkan sinyal positif, dengan terbentuknya histogram positif pada indikator MACD serta Stochastic RSI yang membentuk Golden Cross di area overbought.
Berdasarkan indikator-indikator tersebut, Valdy memperkirakan bahwa IHSG berpotensi melanjutkan pergerakannya dalam rentang level 8.400 hingga 8.450 pada perdagangan sesi kedua hari ini, mengindikasikan prospek penguatan yang berkelanjutan meskipun ada potensi koreksi sesaat.
Tren positif ini bukanlah yang pertama. Sebelumnya, BEI mencatat bahwa indeks komposit selama pekan perdagangan 3–7 November 2025 telah mengalami kenaikan signifikan 2,83% atau 230,71 poin, mencapai 8.394,59. Angka penutupan tersebut juga merupakan rekor all time high baru bagi indeks, menegaskan momentum bullish yang kuat di pasar saham Indonesia.
—
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.