Ussindonesia.co.id , JAKARTA — PT Merdeka Gold Resources Tbk. (EMAS) tengah menyiapkan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) dengan dukungan nama-nama besar mulai dari Garibaldi Thohir alias Boy Thohir, Winato Kartono, hingga Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono.
EMAS akan melepas 1,62 miliar saham baru atau 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Harga pelaksanaan IPO ditetapkan sebesar Rp2.880, dengan potensi raihan dana Rp4,66 triliun.
“Seluruh saham yang ditawarkan dalam rangka penawaran umum perdana saham ini merupakan saham baru yang berasal dari portepel dan memberikan kepada pemegangnya hak yang sama dan sederajat dengan saham lain,” tertulis dalam prospektus EMAS dikutip pada Selasa (16/9/2025).
EMAS merupakan perusahaan induk grup usaha tambang emas dan mineral pengikutnya. Proyek utamanya adalah Proyek Emas Pani di Pohuwato, Gorontalo, yang digadang menjadi salah satu tambang emas terbesar di Asia Pasifik.
Berdasarkan estimasi sumber daya akhir 2024, Pani memiliki 7 juta ounce emas dengan cadangan bijih sebesar 1,9 juta ounce. Umur tambang diproyeksikan hingga 2041, dengan puncak produksi emas mencapai 500.000 ounce per tahun pada 2033.
Adapun, struktur kepemilikan EMAS melibatkan nama-nama beken. Boy Thohir memiliki 6,21% saham, Winato Kartono 9,29%, dan Sakti Wahyu Trenggono 0,54%.
Selain itu, Hardi Wijaya Liong dan Santoso Kartono juga masuk sebagai pemegang saham penting. Sementara pengendali utama tetap dipegang oleh PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) dengan porsi 62,73% saham atau 69,7% hak suara.
Dana hasil IPO setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan untuk tambahan modal ke anak usaha PT Pani Bersama Tambang (PBT) sekitar US$20 juta. Dana ini untuk membiayai operasional dan modal kerja proyek tambang emas Pani.
Untuk tahap awal, EMAS akan mengoperasikan fasilitas pengolahan bijih dengan metode heap leach berkapasitas 7 juta ton per tahun yang ditargetkan beroperasi pada Desember 2025. Produksi awal diestimasi 145 ribu ounce emas per tahun.
Fase kedua akan menggunakan teknologi Carbon-in-Leach (CIL) yang direncanakan beroperasi mulai 2029 hingga 2032. Fasilitas ini mampu meningkatkan kapasitas produksi hingga 355.000 ounce per tahun.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.