
Ussindonesia.co.id JAKARTA. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) meraih kinerja kurang menggembirakan sepanjang sembilan bulan pertama 2025.
Di mana, AMRT cetak laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 2,31 triliun sepanjang Januari hingga September 2025, turun 3,49% secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp 2,39 triliun.
Hingga kuartal III 2025, AMRT sebenarnya mencatatkan pertumbuhan pendapatan bersih secara kumulatif 7,09% YoY menjadi Rp 94,47 triliun, dibandingkan capaian periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 88,21 triliun.
Namun, dicermati beban pokok pendapatan AMRT naik 6,95% YoY menjadi Rp74,17 triliun hingga kuartal III 2025. Pembengkakan juga terjadi pada sejumlah beban.
Wall Street: Dow, S&P 500 dan Nasdaq Ditutup Melemah Tertekan Valuasi Saham Teknologi
Tercatat, beban penjualan dan distribusi AMRT naik dari Rp 15,04 triliun menjadi Rp 16,55 triliun. Ditambah, beban umum dan administrasi naik dari Rp 1,57 triliun menjadi Rp 1,7 triliun.
Menurut Investment Analyst Edvisor Provina Visindo, Indy Naila, aktor pendorong kinerja AMRT hingga sembilan bulan pertama ini disokong dari ekspansi toko dan volume penjualan masih tinggi. Selain itu, ada kontribusi juga dari ecommerce serta efisiensi supply chain.
“Walaupun terlihat delta margin agak menipis tapi margin-margin profitabilitas masih positif,” terang Indy kepada Kontan, Kamis (6/10/2025).
Jika dilihat secara kuartalan, AMRT membukukan pendapatan sebesar Rp 30,6 triliun pada kuartal III atau turun 1,2% quarter-on-quarter (QoQ) namun naik 5,7% dibanding periode sama tahun lalu (YoY).
Indy bilang, performa kuartalan AMRT sedikit tertekan karena sentimen pelemahan daya beli, selain itu capaian kinerja dari kuartal sebelumnya yang lebih tinggi didorong faktor Ramadhan juga serta ada kenaikan biaya operasional.
Cek Rekomendasi Teknikal Saham BREN, KLBF, TINS untuk Hari Ini (7/11)
Hal tersebut sejalan dengan turunnya kontribusi dari wilayah Luar Jawa menjadi Rp 12 triliun, turun 3,7% QoQ dan wilayah Jawa menjadi Rp 10,6 triliun atau menurun 2,4% QoQ.
Sementara wilayah Jabodetabek menunjukkan pemulihan dengan mencatat kontribusi penjualan sebesar Rp 8 triliun di kuartal III 2025 atau naik 4,5% QoQ.
Sementara, Managing Director Research & Digital Production Samuel Sekuritas Indonesia Harry Su bilang bahwa sentimen penurunan kinerja AMRT secara kuartalan ini seiring adanya pergeseran tren belanja ke toko-toko kecil dekat rumah dan tren down-trading ke produk yang lebih terjangkau.
“Ini akibat down-trading dari produk yang dibeli oleh masyarakat dan normalization effect dari seasoanality in quarter III,” jelas Harry.
Kata Harry, adanya Bantuan Tunai Langsung (BLT) yang disodorkan Pemerintah kepada masyarakat sebesar Rp 900 ribu per rumah tangga kepada 35 juta masyarakat berpendapatan rendah (MBR) selama kuartal IV 2025 bakal jadi sentimen positif terhadap kinerja AMRT, dengan harapan dapat meningkatkan purchasing appetite masyarakat.
Mengenai ini Indy juga menyampaikan, sentimen pemberian BLT pada kuartal IV 2025 diperkirakan akan menjadi katalis positif AMRT hingga akhir tahun.
AMRT Chart by TradingView
“Sentimen makroekonomi seperti daya beli yang lemah dari konsumsi rumah tangga tapi diharapkan akan pulih kembali dan faktor musiman atau nataru yang bisa meningkatkan pendapatan,” lanjut Indy.
Indy merekomendasikan investor untuk beli saham AMRT dengan target harga Rp 2.200 per saham.
Sementara Harry Su merekomendasikan investor untuk beli saham AMRT dengan target harga Rp 3.000 per saham.