Masuk Indeks MSCI, Begini Respons Manajemen Barito Renewables Energy (BREN)

JAKARTA. PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menyambut gembira keberhasilan perusahaan yang baru-baru ini resmi masuk dalam Morgan Stanley Capital International (MSCI) Global Standard Index. Pencapaian ini menegaskan posisi BREN sebagai salah satu pemain kunci di pasar modal Indonesia.

Pada 6 November lalu, MSCI mengumumkan hasil tinjauan berkala (index review) untuk periode November 2025, di mana BREN terpilih sebagai salah satu saham Indonesia yang berhasil menembus Indeks Standar Global MSCI yang prestisius. Direktur Utama Barito Renewables Energy, Tan Hendra Soetjipto, mengungkapkan rasa bangganya atas pencapaian ini, yang menurutnya merupakan bentuk kepercayaan besar dari MSCI terhadap perusahaan. Kendati demikian, ia menegaskan bahwa hal ini juga menjadi pendorong bagi BREN untuk terus meningkatkan performa, baik dari sisi kinerja finansial maupun kapasitas pembangkit energi terbarukan.

“Kami berkomitmen merealisasikan proyek-proyek yang sudah ada di daftar secara cepat dan efisien agar sesuai target,” ujar Tan Hendra dalam paparan publik pada Selasa (11/11), menyoroti fokus perusahaan pada ekspansi yang berkelanjutan.

Komitmen tersebut telah terbukti dengan sejumlah pencapaian operasional di tahun 2025. Pada awal tahun, BREN berhasil mengoperasikan proyek Salak Binary yang menambah kapasitas panas bumi sebesar 16,6 megawatt (MW). Selanjutnya, pada kuartal III-2025, perusahaan juga menuntaskan proyek Salak Retrofit Unit 4, 5, dan 6 yang berkontribusi menambah kapasitas sebesar 7,7 MW. Saat ini, total kapasitas terpasang energi panas bumi milik BREN mencapai 910,3 MW, ditambah 78,75 MW dari tenaga angin.

Prospek pertumbuhan BREN ke depan semakin cerah dengan sejumlah proyek panas bumi yang sedang berjalan. Perusahaan menargetkan penyelesaian pembangunan PLTP Wayang Windu Unit 3 berkapasitas 30 MW dan PLTP Salak Unit 7 berkapasitas 40 MW pada kuartal IV-2026. Selain itu, upaya peningkatan kapasitas aset eksisting juga terus dilakukan, termasuk proyek Retrofit Wayang Windu Unit 1 & 2 sebesar 18,4 MW yang diproyeksikan selesai pada kuartal IV-2025, serta Retrofit Darajat Unit 3 sebesar 7 MW yang diperkirakan tuntas pada kuartal III-2026.

Meski demikian, di tengah optimisme atas pencapaian indeks, harga saham BREN terpantau melemah tipis 2,20% ke level Rp 10.000 per saham jelang penutupan perdagangan Selasa (11/11). Namun, perlu dicatat bahwa dalam sepekan terakhir, harga saham BREN menunjukkan tren positif dengan kenaikan signifikan sebesar 8,40%.