
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Prospek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk menembus level psikologis 9.000 di akhir 2025 dinilai masih terbuka, ditopang momentum penguatan yang berlanjut dan sentimen positif dari global maupun domestik.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, mengatakan peluang reli IHSG masih ada selama kondisi ekonomi global dan domestik tetap kondusif, terutama menjelang potensi pemangkasan suku bunga acuan The Fed pada bulan Desember nanti.
Menurut Nafan, ekspektasi penurunan suku bunga The Fed menjadi faktor penting yang menjaga kekuatan sentimen pasar. Data inflasi PCE Amerika Serikat yang akan dirilis juga menjadi indikator kunci.
IHSG Terus Melaju Berkat Saham Lapis Dua, Begini Proyeksinya Akhir Tahun
“Kalau PCE berada di bawah 3%, peluang The Fed untuk menurunkan suku bunga masih sangat terbuka lebar. Ini jadi bahan bakar utama buat IHSG,” ujar Nafan kepada Kontan, Kamis (27/11/2025).
Dari dalam negeri, ia menilai fundamental Indonesia tetap solid dengan konsumsi domestik yang kuat, didukung pola historis 25 tahun terakhir yang menunjukkan kecenderungan bullish menjelang akhir tahun.
Periode Natal dan Tahun Baru juga berpotensi memberikan dorongan tambahan terhadap likuiditas pasar. Ia menambahkan bahwa performa saham-saham dengan kinerja keuangan kuat juga masih bisa dioptimalkan sebagai penopang indeks.
Meski peluang penguatan tetap ada, Nafan mengingatkan pentingnya mengantisipasi aksi ambil untung yang bisa muncul setelah reli panjang.
Arus Keluar Asing di SBN Membengkak Jelang Akhir Tahun
Ia menyebut bahwa window dressing masih berpotensi terjadi, selama sentimen global mendukung dan tidak ada kejutan dari kebijakan moneter Amerika Serikat.
“Kalau momentum global positif, ditambah kondisi domestik kuat, peluang IHSG menuju 9.000 masih terbuka,” tutupnya.