Menakar Prospek Saham dalam Indeks IDXBUMN20

Ussindonesia.co.id, JAKARTA — Kiwoom Sekuritas memproyeksikan indeks IDXBUMN20 akan mengalami momentum positif, didukung oleh potensi penurunan suku bunga, kembalinya aliran dana asing, serta peningkatan minat investasi strategis dari lembaga investasi Danantara. Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas, Liza Camelia Suryanata, menyampaikan bahwa optimisme prospek ini tetap diiringi oleh tantangan signifikan, terutama dalam eksekusi proyek, tata kelola perusahaan, dan volatilitas tinggi di sektor energi serta komoditas.

Liza menambahkan, katalis utama bagi pasar di tahun mendatang juga bersumber dari kebijakan fiskal pemerintah yang ekspansif, stimulus infrastruktur yang berkelanjutan, serta potensi injeksi investasi Danantara pada berbagai proyek strategis yang melibatkan BUMN. Kombinasi faktor-faktor ini diprediksi mampu mendongkrak valuasi emiten-emiten besar, khususnya di sektor perbankan, telekomunikasi, dan energi. Pernyataan ini disampaikan kepada Bisnis dan dikutip pada Rabu (5/11/2025).

: Uji Tanding Laba Emiten BUMN: Cuan Antam (ANTM) Lompat, Mandiri (BMRI) Cs Melambat

Dalam panduan rekomendasinya, Kiwoom Sekuritas masih menempatkan sektor perbankan sebagai pilihan utama. Saham-saham unggulan yang disoroti adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI).

: : Adu Kinerja BUMN Karya Jelang Kereta Cepat Whoosh Sampai Banyuwangi

Untuk saham BMRI, Liza menyarankan strategi membeli saham saat harganya berhasil menembus (breakout) level resisten atau strategi membeli lebih banyak saham pada harga yang lebih tinggi dari pembelian awal (average up) di level 4600. Adapun level support untuk BMRI berada di rentang 4460-4440 atau 4320-4300. Sementara itu, saham BBRI direkomendasikan dengan target harga antara 4.200–4.270 hingga 4.450.

: : CEO Danantara Rosan Targetkan Dividen BUMN 2025 Capai Rp140 Triliun

Di luar sektor perbankan, sektor telekomunikasi juga memiliki prospek “overweight” berkat kuatnya arus kas dan daya tarik prospek dividennya. Emiten yang disebutkan adalah PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) dan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL). Meskipun demikian, investor disarankan untuk bersikap hati-hati dan tidak terlalu agresif dalam mengakumulasi saham TLKM.

Liza menegaskan bahwa “wait and see” merupakan pendekatan terbaik untuk saham TLKM saat ini. Posisi spekulatif baru dapat dipertimbangkan dengan strategi “average up” di atas Rp3.410–Rp3.500, jika harga berhasil ditutup di atas level tersebut.

Perusahaan Gas Negara Tbk. – TradingView

Sementara itu, sektor utilitas dan energi, yang mencakup PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS), PT Pertamina Geothermal Tbk. (PGEO), dan PT Jasa Marga Tbk. (JSMR), dipandang sebagai penopang pertumbuhan jangka menengah. Prospek ini terutama didorong oleh inisiatif transisi menuju energi hijau. Untuk sektor komoditas, saham seperti PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) dan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) memerlukan pemantauan selektif akibat volatilitas harga global yang tinggi.

Liza kembali menekankan bahwa sektor perbankan dan telekomunikasi tetap menjadi unggulan berkat stabilitas arus kas dan prospek dividen yang menarik. Peran lembaga investasi Danantara dinilai krusial sebagai katalisator dalam meningkatkan efisiensi, daya saing, dan valuasi BUMN ke depan, khususnya di sektor infrastruktur dan energi hijau.