PT Barito Pacific Tbk. (BRPT), entitas bisnis yang terafiliasi dengan konglomerat terkemuka Prajogo Pangestu, kembali menjadi sorotan publik terkait prospek anak usahanya di sektor properti, PT Griya Idola (GI), untuk melantai di bursa atau go public. Wacana ini terus bergulir, menunjukkan potensi ekspansi Grup Barito di pasar modal yang semakin dinamis.
Meskipun demikian, Direktur Barito Pacific, David Kosasih, menegaskan bahwa untuk saat ini, perseroan belum mengagendakan Griya Idola untuk melantai di bursa saham dalam waktu dekat. Pernyataan ini disampaikan dalam sebuah sesi ekspose publik daring pada Rabu, 12 November 2025. David menambahkan bahwa Grup Barito memiliki komitmen kuat untuk memastikan kesiapan penuh setiap anak usaha sebelum diantar menuju status perusahaan terbuka, mengindikasikan bahwa rencana IPO ini bukan tidak mungkin terealisasi di masa mendatang.
Sebagai salah satu pemain penting dalam portofolio properti Grup Barito, Griya Idola memiliki rekam jejak yang solid dengan sejumlah proyek prestisius. Di antaranya adalah Wisma Barito Pacific dan Wisma Barito Pacific II, Patimbang Industrial Estate, Griya Idola Industrial Park, Griya Idola Residence Tangerang, serta Mambruk Hotel & Convention. Kini, Griya Idola juga tengah berfokus pada pengembangan proyek Wahid Hasyim Landplot di atas lahan seluas 300 meter persegi yang berlokasi strategis di Jalan Wahid Hasyim.
Pada kesempatan yang sama, David Kosasih turut mengklarifikasi dan membantah keras rumor akuisisi PT Nusa Raya Cipta Tbk. (NRCA) oleh Griya Idola. “Mengenai rumor akuisisi Nusa Raya Cipta, ini juga kami perjelas tidak ada rencana untuk mengakuisisi perusahaan ini untuk memperkuat jasa properti di grup kami,” tegas David, menepis spekulasi yang beredar di pasar dan menegaskan fokus strategis Grup Barito.
Beralih ke performa finansial, PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) menunjukkan kinerja yang mengesankan sepanjang periode Januari hingga September 2025. Emiten ini berhasil membukukan lonjakan pendapatan yang fantastis sebesar 231,75% secara year on year (YoY), mencapai angka US$5,56 miliar. Pencapaian ini menegaskan posisi kuat BRPT di tengah dinamika pasar global.
Kontribusi terbesar terhadap total pendapatan BRPT didominasi oleh segmen petrokimia, yang menyumbang US$5,10 miliar atau 91,71%. Di sektor ini, pendapatan dari pasar ekspor melesat signifikan hingga 1.592% YoY menjadi US$3,81 miliar, sementara pasar domestik juga menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 28,87% YoY, mencapai Rp1,29 miliar. Angka-angka ini mencerminkan kekuatan dan ekspansi bisnis petrokimia perseroan yang solid.
Selain petrokimia, segmen energi dan sumber daya turut memberikan kontribusi penting sebesar US$457,37 juta, mewakili 8,22% dari total pendapatan. Rinciannya, pendapatan dari segmen listrik tercatat US$215,03 juta, diikuti oleh pendapatan sewa energi sebesar US$116,09 juta, penjualan uap US$94,70 juta, dan pendapatan sewa pembiayaan sejumlah US$31,55 juta. Diversifikasi ini menunjukkan ketahanan bisnis BRPT dalam berbagai lini usaha.
Adapun pendapatan lainnya dari pihak ketiga tercatat sebesar US$3,88 juta, hanya menyumbang 0,06% dari total pendapatan. Meskipun porsinya kecil, segmen ini mengalami penyusutan nilai sebesar 60,73% YoY. Secara keseluruhan, kinerja keuangan BRPT periode ini tetap ditopang kuat oleh dominasi segmen petrokimia dan kontribusi stabil dari energi dan sumber daya.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.