Ussindonesia.co.id JAKARTA – Mayoritas ekonom memprediksi Bank Indonesia akan menahan suku bunga acuan BI Rate pada level 5,00% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang hasilnya diumumkan hari ini, Rabu (17/9/2025) pukul 14.00 WIB.
Konsensus ekonom yang dihimpun Bloomberg menunjukkan hasil proyeksi dari 38 ekonom, nilai tengah atau median berada di angka 5,00%.
Dari jumlah ekonom tersebut, hanya 2 yang memperkirakan BI Rate turun 25 bps ke level 4,75%. Sisanya meyakini bahwa Bank Sentral mempertahankan suku bunga acuan 5,00%.
: Pasar Antisipasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed, Inflow Asing Berpotensi Masuk RI
Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk. (BNLI) Josua Pardede mengatakan pihaknya memprediksi BI akan mempertahankan suku bunga kebijakan pada level 5,00% dalam RDG bulan ini, meskipun The Fed memiliki ruang yang cukup lebar untuk memangkas Fed Fund Rate sebesar 25 bps pada FOMC September 2025.
Ruang pemangkasan suku bunga The Fed tersebut muncul seiring dengan pelemahan pasar tenaga kerja AS. “Keputusan Bank Indonesia untuk menahan BI Rate terutama didorong oleh pertimbangan stabilitas rupiah,” ujar Josua, Selasa (16/9/2025).
: : IHSG Reli Tancap Gas, Waspada Koreksi Jelang Pengumuman Suku Bunga
Menurutnya, kondisi rupiah dipengaruhi oleh demonstrasi besar secara nasional pada akhir Agustus 2025 dan reshuffle kabinet, terutama pergantian Menteri Keuangan dari Sri Mulyani ke Purbaya Yudhi Sadewa, yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Josua menilai di bawah kepemimpinan Purbaya, arah kebijakan fiskal Indonesia diperkirakan tetap menekankan disiplin fiskal sebagaimana era sebelumnya, tetapi dengan penekanan yang lebih kuat pada kebijakan fiskal yang pro pertumbuhan dibandingkan sekadar menjaga stabilitas.
: : Mengintip Korelasi Suku Bunga Rendah ke Penyerapan SBN Ritel
Menyikapi hal tersebut, lanjutnya, investor global cenderung lebih berhati-hati dan memilih menunggu untuk menilai lebih lanjut arah kebijakan fiskal. Kondisi ini berujung pada terbatasnya arus modal asing masuk, sehingga memberi tekanan terhadap stabilitas rupiah.
“Oleh karena itu, kami menilai Bank Indonesia akan cenderung bersikap lebih sabar dalam RDG September 2025, meskipun ruang untuk pemangkasan BI Rate masih relatif terbuka lebar,” kata Josua.
Adapun, sebelumnya pada 19-20 Agustus 2025 RDG BI memutuskan untuk memangkas BI Rate sebesar 25 bps menjadi 5,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 4,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 5,75%.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan keputusan penurunan suku bunga ini konsisten dengan tetap rendahnya prakiraan inflasi pada 2025 dan 2026 dalam sasaran 2,5±1%, terjaganya stabilitas nilai tukar rupiah, dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai dengan kapasitas perekonomian.
“Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi sejalan dengan rendahnya prakiraan inflasi dengan tetap mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah,” kata Perry dalam keterangannya.