Permintaan ayam naik jelang Nataru, saham unggas kembali dilirik

Ussindonesia.co.id JAKARTA – Saham-saham unggas seperti JPFA, CPIN, AMIN, dan AYAM berpeluang menguat di tengah momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025. Momentum musiman tersebut dinilai berpotensi mendorong kinerja emiten unggas pada kuartal IV sekaligus meningkatkan minat pasar terhadap saham sektor ini diiringi permintaan dari masyarakat.

Pengamat pasar modal sekaligus Founder Republik Investor Hendra Wardana menilai peningkatan aktivitas konsumsi rumah tangga pada akhir tahun berpeluang mendorong lonjakan permintaan daging ayam dan telur. Kondisi tersebut menjadi sentimen positif bagi kinerja emiten unggas.

“Dalam konteks ini, sektor unggas tergolong non-siklikal defensif, karena permintaannya relatif stabil bahkan cenderung meningkat pada periode musiman seperti Nataru, terlepas dari fluktuasi ekonomi makro,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (16/12/2025).

: RUPSLB Bukit Asam (PTBA), Intip Prognosa ‘Panen’ Batu Bara 2025

Hendra melihat, momentum Nataru tahun ini hadir ketika fundamental industri unggas berada dalam kondisi yang lebih solid. Stabilitas harga pakan, perbaikan manajemen pasokan ayam hidup, serta tren konsumsi domestik yang tetap kuat menjadi faktor pendukung utama.

Menurut dia, ketika konsumsi domestik menguat, emiten dengan skala usaha besar dan jaringan distribusi luas memiliki peluang lebih besar untuk mengonversi kenaikan volume penjualan menjadi perbaikan kinerja keuangan. Kondisi tersebut membuat saham-saham unggas kembali dilirik investor menjelang akhir tahun.

: : Investor Asing Borong Saham TLKM Hingga ASII pada 2025, Intip Rotasi pada Tahun Kuda Api

“Dalam hal ini, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) menjadi dua emiten unggas yang paling menarik dicermati. Kedua saham tersebut memiliki likuiditas perdagangan yang baik, sehingga lebih mudah diakses investor institusi maupun ritel, sekaligus didukung oleh perbaikan fundamental yang berkelanjutan,” ujarnya.

Charoen Pokphand Indonesia Tbk – TradingView

Hendra menilai CPIN diuntungkan oleh model bisnis terintegrasi dari hulu ke hilir yang memberikan stabilitas margin dan daya tahan kinerja ketika permintaan meningkat. Dengan ekspektasi penjualan yang tetap solid selama periode Nataru 2025/2026, CPIN dinilai berpeluang mencatatkan kinerja yang lebih stabil. Ia merekomendasikan strategi speculative buy dengan target harga Rp5.000.

: : Pengembang Respons Larangan KDM Bangun Perumahan Baru di Jabar

Sementara itu, JPFA dinilai memiliki potensi kenaikan yang lebih agresif seiring siklus kenaikan harga ayam. Fokus perusahaan pada pengembangan produk konsumen serta konsistensi dalam efisiensi biaya mulai memberikan dampak positif terhadap struktur laba.

Hendra menganalisis, ketika harga ayam hidup meningkat, JPFA diperkirakan menjadi salah satu emiten yang memperoleh manfaat paling besar karena leverage operasional yang tinggi. Untuk strategi jangka pendek hingga menengah, ia merekomendasikan speculative buy dengan target Rp3.000.

Selain CPIN dan JPFA, emiten unggas lain seperti PT Malindo Feedmill Tbk. (MAIN) juga dinilai patut diperhatikan investor. Sebagai emiten yang lebih sensitif terhadap pergerakan siklus harga ayam, MAIN berpotensi mendapatkan dorongan kinerja ketika permintaan meningkat pada momentum Nataru. Meski volatilitasnya relatif lebih tinggi, saham ini dinilai menarik bagi investor berprofil agresif. Hendra merekomendasikan speculative buy dengan target Rp910.

“Dengan karakter sektor yang defensif namun tetap memiliki ruang pertumbuhan, saham-saham poultry dapat menjadi pilihan strategis untuk memanfaatkan sentimen akhir tahun, khususnya bagi investor yang mencari kombinasi antara stabilitas dan peluang kenaikan harga saham,” ujarnya.

Sejalan dengan pandangan tersebut, Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo menilai saham-saham unggas masih berpotensi mendapat dorongan dari momen libur Nataru dan Ramadhan pada tahun depan. Menurutnya, katalis musiman tersebut dapat meningkatkan permintaan dan berdampak positif terhadap kinerja emiten.

Selain itu, Kiwoom Sekuritas juga melihat penetrasi program makan bergizi gratis (MBG) yang terus meningkat berpotensi mendorong kinerja sektor unggas, seiring peluang kenaikan average selling price (ASP).

“Saat ini kami merekomendasikan buy JPFA dengan target Rp3.110,” ujar Azis.

____

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.