
Ussindonesia.co.id , JAKARTA – Indonesia akan memasuki fase baru dalam pengelolaan pasar uang. Regulator akan secara bertahap menghapus patokan pasar uang utama minggu ini, mengakhiri transisi bertahun-tahun untuk menyesuaikan diri dengan standar global.
Dikutip dari Bloomberg, Senin (29/12/2025), Bank Indonesia akan menghapus Jakarta Interbank Offered Rate (Jibor) dan menggantinya secara penuh dengan Indonesia Overnight Index Average (Indonia) pada 1 Januari 2026. Langkah ini diharapkan meningkatkan transparansi serta memperdalam pasar pendanaan domestik. Lembaga keuangan lokal telah menggunakan suku bunga alternatif ini sejak masa transisi dimulai pada Agustus 2018.
Perubahan tersebut hadir di tengah upaya bank sentral mendorong penurunan suku bunga kredit agar lebih cepat dirasakan rumah tangga dan pelaku usaha. Hal ini juga menyelaraskan Indonesia dengan gerakan global menuju tolok ukur berbasis transaksi.
: Risau Ekonom Soal Potong Tiga Nol di Belakang Rupiah (Redenominasi) yang Didengungkan Purbaya
Selama ini, Jibor menjadi acuan untuk penentuan suku bunga deposito, instrumen swap, hingga pinjaman konsumen.
Sebagai bagian dari tahapan reformasi, Bank Indonesia memperkenalkan Indonia majemuk guna menyesuaikan tenor Jibor, sekaligus menyediakan instrumen lindung nilai melalui overnight index swap setelah patokan lama dihentikan.
: : Apa Itu BI-FRN? Instrumen Baru Bank Indonesia untuk Reformasi Suku Bunga Acuan
Perubahan patokan dinilai akan memperkuat transmisi kebijakan moneter.
“Indonia dianggap lebih mencerminkan pergerakan suku bunga di pasar. Hal ini mendukung transmisi kebijakan moneter yang lebih efektif karena patokan yang digunakan sejalan dengan kondisi dan dinamika pasar uang.” kata Benny Aroeman, kepala pasar di Citibank Indonesia.
: : Survei BI: Lulusan S2 Pesimistis Cari Kerja Saat Keyakinan Konsumen Naik
Di sisi lain, tantangan tetap ada. Awal bulan ini, Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan bahwa permintaan kredit masih lemah. Meskipun suku bunga acuan telah turun 125 basis poin sepanjang tahun, penurunan suku bunga pinjaman baru sekitar 24 basis poin.
Dengan transaksi pasar uang diperkirakan meningkat menjadi Rp81 triliun per hari pada 2030 dari Rp54 triliun pada Oktober tahun ini, patokan berbasis transaksi dipandang krusial untuk mendorong penurunan suku bunga yang lebih efektif. Transisi ini juga dinilai penting agar pasar uang dan valuta asing semakin efisien serta sesuai standar internasional, sebagaimana disampaikan Direktur Eksekutif Pengembangan Pasar Keuangan BI, Agustina Dharmayanti.
U.S. DOLLAR / INDONESIAN RUPIAH – TradingView
Peralihan dari suku bunga antarbank menuju acuan berbasis transaksi riil terjadi di banyak negara. Jibor sebelumnya ditetapkan berdasarkan kuotasi 17 bank kontributor. Adapun Indonia dihitung dari seluruh transaksi pasar uang antarbank semalam. Sepanjang 2025, rata-rata transaksi harian mencapai Rp15,4 triliun atau sekitar 63,5% dari total transaksi pasar uang.
Di kawasan, Thailand, Malaysia, dan sejumlah negara Asia Tenggara juga memperkenalkan patokan baru berbasis pasar, dengan jadwal penghentian acuan lama yang dilakukan bertahap.
Meski masih ada pelaku yang lebih nyaman dengan acuan berorientasi ke depan, proses penyesuaian terus berjalan. “Meskipun beberapa pelanggan masih lebih menyukai suku bunga acuan yang berorientasi ke masa depan, ‘proses transisi berjalan dengan baik,’ kata Wiwig Santoso, kepala bagian keuangan di PT Bank SMBC Indonesia Tbk. (BTPN)
Dia menyebut masih ada kliennya dalam proses menyelesaikan penambahan klausul pengganti (fallback clause) pada kontrak mereka saat ini.