Konglomerat terkemuka, Prajogo Pangestu, bersiap menerima gelontoran dividen interim jumbo senilai sekitar Rp16,72 miliar dari PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) untuk tahun buku 2025. Pembagian dividen ini menggarisbawahi posisi Prajogo sebagai salah satu pemegang saham kunci dan orang terkaya di Indonesia.
Sebagai informasi, Prajogo Pangestu tercatat menguasai sebanyak 4,35 miliar lembar saham TPIA, atau setara dengan 5,03% dari total kepemilikan hingga akhir Oktober 2025. Dengan asumsi porsi kepemilikan tersebut tidak berubah, estimasi jatah dividen yang akan diterima mencapai angka fantastis Rp16,72 miliar.
Dividen interim yang akan dibagikan TPIA sendiri telah ditetapkan sebesar Rp3,84 per saham, dengan periode cum date di pasar reguler dan pasar negosiasi pada Senin, 10 November 2025.
Manajemen Chandra Asri Pacific sebelumnya mengumumkan pembagian dividen interim tahun buku 2025 senilai Rp3,8427 per saham. Keputusan ini diambil berdasarkan Keputusan Edaran sebagai Pengganti Rapat Direksi dan Keputusan Edaran sebagai Pengganti Rapat Dewan Komisaris Perseroan tertanggal 29 Oktober 2025.
Dividen interim ini bersumber dari laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2025. Secara keseluruhan, total dividen interim yang akan dibagikan setara dengan US$0,00023 per saham atau mencapai total US$20 juta. Apabila dikonversi dengan asumsi kurs dalam laporan keuangan per 30 Juni 2025 sebesar Rp16.129 per dolar AS, total dividen interim TPIA mencapai Rp322,58 miliar.
Kinerja keuangan TPIA pada semester I/2025 menunjukkan pembalikan signifikan yang patut diapresiasi. Perseroan berhasil membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar US$1,6 miliar, dengan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai US$1,27 miliar. Angka ini jauh melampaui kerugian bersih sebesar US$47,46 juta yang tercatat pada semester I/2024, menandai perubahan haluan yang dramatis. Laba per saham Chandra Asri Pacific per 30 Juni 2025 tercatat sebesar US$0,0179, yang setara dengan Rp288,7 jika menggunakan kurs yang sama.
Chief Financial Officer dan Direktur TPIA, Andre Khor, mengungkapkan bahwa pendorong utama di balik perbaikan kinerja fantastis ini adalah keberhasilan perseroan dalam mengakuisisi Aster Chemicals and Energy Pte. Ltd. dari Shell pada 1 April 2025. Akuisisi tersebut, menurut Andre, dilakukan dengan ongkos minimal namun memberikan hasil yang maksimal, terutama melalui pencatatan keuntungan dari pembelian dengan harga rendah (bargain purchase accounting) atau negative goodwill.
Di luar capaian dividen dan kinerja keuangan, Chandra Asri Pacific secara agresif memperkuat posisinya sebagai pemain kunci di sektor energi dan petrokimia regional. Langkah terbarunya adalah akuisisi jaringan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) ritel bermerek Esso milik ExxonMobil di Singapura, yang dieksekusi melalui anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Chandra Asri Group.
Andre Khor menegaskan bahwa langkah akuisisi ini bukan sekadar ekspansi biasa, melainkan sebuah transformasi strategis bagi perseroan. Strategi akuisisi ini menjadi respons adaptif terhadap lanskap energi global yang terus berubah. Meskipun tren elektrifikasi menguat, Chandra Asri tetap memproyeksikan peran krusial minyak dan gas (migas) dalam memenuhi kebutuhan energi, terutama di negara-negara berkembang di Asia.
Meskipun mengakui adanya tekanan untuk meningkatkan margin bisnis kilang dan petrokimia dalam jangka pendek, Andre menyoroti prospek jangka menengah yang lebih cerah. Pemulihan margin diproyeksikan terjadi pada 2027-2028, didorong oleh pertumbuhan konsumsi domestik dan urbanisasi yang berkelanjutan.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.