KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk (PRAY), yang dikenal sebagai pengelola jaringan Primaya Hospital Group, berhasil mencatatkan kinerja yang sangat solid pada semester I-2025. Perusahaan ini menunjukkan pertumbuhan signifikan baik pada pendapatan maupun laba bersih, mengukuhkan posisinya sebagai penyedia layanan kesehatan terkemuka.
CEO Primaya Hospital Group, Leona A. Karnali, mengungkapkan bahwa pencapaian gemilang ini didorong oleh beberapa faktor kunci. Peningkatan volume pasien rawat jalan menjadi kontributor utama, didukung pula oleh pertumbuhan kontribusi dari segmen korporasi. “Kinerja semester I terutama didukung oleh pertumbuhan volume pasien di sisi rawat jalan, serta peningkatan kontribusi dari segmen korporasi. Primaya Hospital Group mempertahankan pertumbuhan dan kinerja yang baik, mencerminkan tumbuhnya kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dari Primaya,” terang Leona kepada Kontan, Sabtu (11/11/2025).
Selain itu, strategi Primaya Hospital Group yang berfokus pada optimalisasi tarif layanan, efisiensi operasional yang ketat, serta pemanfaatan kapasitas rumah sakit baru secara optimal, turut memperkuat fondasi keuangan perusahaan. Untuk tahun 2025, PRAY menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 15% dan pertumbuhan EBITDA mencapai 20%. Fokus utama strategi mereka diarahkan pada peningkatan kualitas layanan, pengembangan produk dan layanan kesehatan inovatif, serta perluasan kapasitas baik di rumah sakit existing maupun melalui proyek-proyek baru, termasuk skema greenfield dan brownfield.
Itama Ranoraya (IRRA) Catat Kinerja Solid, Simak Rekomendasinya
Dalam upaya menopang pertumbuhan jangka panjang, Primaya Hospital Group secara agresif melanjutkan program ekspansi jaringan rumah sakitnya. Tahun ini, tiga rumah sakit baru telah mulai beroperasi, yaitu Primaya Hospital Kelapa Gading, Primaya Hospital FMC, dan Ukrida Primaya Hospital. “Kontribusinya terhadap pendapatan tahun ini masih terbatas karena baru beroperasi di semester kedua. Namun, dampak yang lebih signifikan akan terlihat mulai tahun depan,” jelas Leona, mengisyaratkan potensi besar dari investasi ini di masa mendatang.
Untuk mendukung rencana ekspansi dan pengembangan ini, PRAY telah menyiapkan belanja modal atau capex sebesar Rp900 miliar pada tahun 2025. Anggaran ini difokuskan pada penyelesaian pembangunan dua rumah sakit baru, peningkatan kapasitas dan fasilitas di rumah sakit yang sudah ada, serta pengadaan teknologi medis terkini. Hingga September 2025, realisasi capex telah mencapai sekitar 60% dari total anggaran yang ditetapkan.
Di tengah kondisi makroekonomi yang mungkin menantang, Primaya Hospital Group berkomitmen untuk menjaga profitabilitas dengan pendekatan yang hati-hati (prudence) dan penerapan efisiensi di seluruh lini operasionalnya. “Kami menerapkan efisiensi melalui sentralisasi pembelian, optimalisasi kegiatan operasional, serta digitalisasi di front office dan back office untuk menekan biaya dan meningkatkan produktivitas,” tutur Leona, menunjukkan komitmen perusahaan terhadap manajemen biaya yang efektif.
Ke depan, Primaya Hospital Group berencana untuk terus memperluas jaringannya di kota-kota besar dan wilayah dengan kepadatan penduduk yang tinggi. “Kami melihat potensi besar di kawasan urban dengan daya beli dan kesadaran kesehatan yang kuat, sekaligus menjadi pusat rujukan medis di sekitarnya,” imbuhnya. Langkah strategis ini sejalan dengan misi perusahaan untuk memperluas akses masyarakat terhadap layanan kesehatan berkualitas tinggi dengan standar internasional, memperkuat citra Primaya sebagai pilihan utama perawatan kesehatan.
Kimia Farma (KAEF) Genjot Efisiensi dan Restrukturisasi Melalui Penjualan Aset
Ringkasan
PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk (PRAY), atau Primaya Hospital Group, mencatatkan kinerja solid pada semester I-2025 dengan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih yang didorong oleh peningkatan volume pasien rawat jalan dan kontribusi segmen korporasi. Perusahaan menargetkan pertumbuhan pendapatan 15% dan EBITDA 20% di tahun 2025, dengan fokus pada peningkatan kualitas layanan dan ekspansi kapasitas melalui proyek baru.
Untuk mendukung ekspansi, Primaya Hospital Group mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar Rp900 miliar pada tahun 2025, yang sebagian besar telah terserap untuk penyelesaian rumah sakit baru, peningkatan fasilitas, dan pengadaan teknologi medis. Perusahaan juga berupaya menjaga profitabilitas melalui efisiensi operasional dan digitalisasi untuk menekan biaya dan meningkatkan produktivitas, serta berencana memperluas jaringan di kota-kota besar.