
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi bahwa Bibit Siklon 95B yang sebelumnya terpantau di kawasan Selat Malaka, bagian timur Aceh, telah berkembang menjadi Siklon Tropis Senyar pada 26 November 2025 pukul 07.00 WIB.
Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani mengatakan, sistem siklon tersebut berada di perairan hangat Selat Malaka sehingga meningkatkan suplai uap air dan memicu pertumbuhan awan konvektif di bagian utara Sumatra.
“Siklon Tropis Senyar saat ini berpusat di sekitar 5.0° LU dan 98.0° BT dengan tekanan minimum 998 hPa dan kecepatan angin maksimum 43 knot atau sekitar 80 km per jam,” ujar Faisal dikutip dari pernyataan resmi, Jumat (28/11).
Dampaknya, hujan sangat lebat hingga ekstrem melanda Aceh dan Sumatra Utara (Sumut), serta hujan sedang hingga lebat di sebagian Sumatra Barat (Sumbar) dan Riau dalam beberapa hari ke depan. Potensi cuaca ekstrem juga dapat memicu banjir, longsor, angin kencang, serta gelombang tinggi hingga 4 meter di sejumlah perairan.
Apa Itu Siklon Tropis?
Mengacu penelitian M. Djazim (2012), siklon tropis adalah sistem badai berkekuatan besar yang terbentuk di atas lautan hangat dengan suhu air laut lebih dari 26,5°C.
Fenomena ini memiliki ciri-ciri antara lain:
- Tekanan udara sangat rendah di pusat siklon
- Kecepatan angin minimal 34 knot (≥63 km/jam)
- Radius rata-rata 150–200 km
- Terdapat “mata siklon”, area tenang yang dikelilingi dinding badai dengan angin terkuat dan hujan paling intens
- Memiliki masa hidup 3–18 hari sebelum melemah di darat atau perairan lebih dingin
Siklon tropis membawa energi besar dan tidak dapat dihentikan secara manusiawi. Dampak yang dihasilkan bergantung pada arah dan intensitas pergerakannya.
Mengapa Siklon Jarang Terjadi di Indonesia?
Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani menjelaskan, Indonesia berada di dekat garis ekuator, wilayah yang secara teori tidak mendukung terbentuknya siklon tropis. Itu sebabnya siklon tropis jarang terjadi di Indonesia.
Namun, dalam lima tahun terakhir, semakin banyak siklon tropis yang mendekati wilayah Indonesia dan memicu cuaca ekstrem.
“Fenomena seperti Siklon Tropis Senyar tidak umum di Selat Malaka, apalagi jika sampai melintasi daratan. BMKG menekankan pentingnya kesiapsiagaan dan kewaspadaan masyarakat terhadap potensi dampak cuaca yang dapat muncul selama sistem ini bergerak di sekitar wilayah tersebut,” ujar Andri.