Wall Street Cetak Rekor Usai The Fed Pangkas Suku Bunga

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street mencatatkan rekor penutupan tertinggi pada Kamis (18/9), sehari setelah Federal Reserve AS memangkas suku bunga acuan sebesar seperempat poin persentase. Sementara itu, saham Intel melonjak setelah Nvidia memutuskan mengambil alih sebagian kepemilikan di perusahaan tersebut.

Mengutip Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average naik 124,10 poin atau 0,27 persen ke level 46.142,42. S&P 500 menguat 31,61 poin atau 0,48 persen ke posisi 6.631,96, sedangkan Nasdaq Composite menanjak 209,40 poin atau 0,94 persen ke 22.470,73.

Intel mencatatkan lonjakan harian terbesar sejak Oktober 1987, melesat 22,8 persen setelah Nvidia mengumumkan rencana investasi senilai USD 5 miliar pada perusahaan chip asal AS yang tengah kesulitan itu. Sementara itu, saham pesaingnya, Advanced Micro Devices, turun 0,8 persen.

Nvidia sendiri menguat 3,5 persen, memulihkan pelemahan sehari sebelumnya setelah muncul laporan bahwa perusahaan teknologi China berpotensi menghentikan pembelian chip mereka.

Kenaikan tersebut turut mendorong indeks semikonduktor yang lebih luas naik 3,6 persen, serta mengangkat Nasdaq yang sarat saham teknologi dan sektor teknologi di S&P 500 sebesar 1,36 persen. Secara keseluruhan, tujuh dari 11 sektor di S&P 500 menguat.

Di sisi lain, indeks Russell 2000 yang berisi saham-saham berkapitalisasi kecil juga membukukan rekor penutupan tertinggi pertama sejak November, berada di level 2.466 poin. Emiten-emiten berkapitalisasi kecil diperkirakan akan tampil lebih baik di tengah lingkungan suku bunga rendah.

Pada Selasa (16/9), Ketua The Fed Jerome Powell menekankan bahwa pasar tenaga kerja yang melemah menjadi prioritas, serta memberi sinyal kemungkinan adanya pemangkasan suku bunga tambahan pada pertemuan kebijakan mendatang.

“Kami mencari dukungan untuk pertumbuhan ekonomi dan pembenaran atas valuasi yang tinggi, dan prospek suku bunga yang lebih rendah jelas membantu,” kata Kepala Strategi Investasi di CFRA Research, Sam Stovall.

Sektor konsumer primer dan diskresioner menjadi penekan utama di S&P 500. Data terbaru menunjukkan jumlah warga Amerika yang mengajukan klaim awal tunjangan pengangguran turun pada pekan lalu, namun pasar tenaga kerja tetap melemah seiring merosotnya permintaan dan pasokan tenaga kerja.

Pemangkasan suku bunga ini diperkirakan akan menambah dorongan pada reli terbaru Wall Street, yang sebelumnya terangkat oleh ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter dan kebangkitan perdagangan saham terkait kecerdasan buatan (AI). Investor kini memperkirakan pemangkasan sekitar 44,2 basis poin hingga akhir 2025, menurut data LSEG.

Dari sisi emiten, saham CrowdStrike melesat 12,8 persen setelah sedikitnya sembilan perusahaan sekuritas menaikkan target harga saham tersebut.

Sebaliknya, saham Darden Restaurants ambles 7,7 persen setelah induk usaha Olive Garden itu melaporkan hasil kuartalan yang lemah.

Jumlah saham yang naik mengalahkan yang turun dengan rasio 1,87 banding 1 di Bursa New York (NYSE), dan 2,5 banding 1 di Nasdaq.

S&P 500 mencatatkan 31 saham menyentuh level tertinggi baru dalam 52 minggu terakhir dan delapan saham mencatat level terendah baru, sementara Nasdaq Composite membukukan 156 saham tertinggi baru dan 42 terendah baru.

Volume perdagangan di bursa AS mencapai 19,3 miliar saham, dibandingkan rata-rata 16,7 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir.