Lonjakan permintaan global, Nasdaq siapkan perdagangan saham 24 jam

Ussindonesia.co.id , JAKARTA — Nasdaq berencana menerapkan perdagangan saham hampir 24 jam selama lima hari sepekan, seiring lonjakan permintaan global terhadap saham Amerika Serikat.

Melansir Reuters pada Selasa (16/12/2025), salah satu bursa saham terbesar dunia yang menjadi rumah bagi raksasa teknologi seperti Nvidia, Apple, dan Amazon itu berencana mengajukan dokumen kepada Otoritas Jasa Keuangan AS  atau U.S. Securities and Exchange Commission (SEC) 

Pengajuan Nasdaq ke SEC akan menjadi langkah formal pertama menuju implementasi perdagangan saham sepanjang waktu selama lima hari dalam sepekan.

: KBI Kini Fasilitasi Jual Beli Berjangka di Nasdaq AS

Pada Maret lalu, Presiden Nasdaq Tal Cohen menyatakan operator bursa tersebut telah memulai diskusi dengan regulator dan menargetkan peluncuran perdagangan nonstop lima hari sepekan pada paruh kedua 2026. 

Adapun, Bursa Efek New York (NYSE) dan Cboe Global Markets juga sebelumnya mengumumkan rencana serupa untuk beralih ke perdagangan saham 24 jam.

“Tren globalisasi sudah berlangsung cukup lama dan kami melihat pasar AS sendiri kini menjadi jauh lebih global,” ujar Senior Vice President North American Markets Nasdaq, Chuck Mack.

Permintaan investor terhadap perdagangan saham AS tanpa henti melonjak dalam beberapa tahun terakhir, mendorong regulator menerbitkan aturan baru sekaligus memberi lampu hijau bagi proposal dari bursa-bursa besar untuk memperpanjang jam perdagangan di luar jam pasar reguler.

Pasar saham AS saat ini mewakili hampir dua pertiga dari total nilai pasar perusahaan tercatat di dunia. Sementara itu, total kepemilikan asing atas saham AS mencapai US$17 triliun pada tahun lalu, berdasarkan data yang dihimpun Nasdaq.

Dua Sesi Perdagangan Harian

Nasdaq berencana memperluas jam perdagangan saham dan produk yang diperdagangkan di bursa (exchange-traded products) dari 16 jam menjadi 23 jam per hari, lima hari dalam sepekan atau 23/5. 

Saat ini, Nasdaq mengoperasikan tiga sesi perdagangan pada hari kerja, yakni pra-pasar dari pukul 04.00 hingga 09.30 waktu AS bagian Timur, sesi reguler dari 09.30 hingga 16.00, serta pascapasar dari 16.00 hingga 20.00.

Dalam skema baru 23/5, Nasdaq akan mengoperasikan dua sesi perdagangan. Sesi siang dimulai pukul 04.00 hingga 20.00, dilanjutkan jeda satu jam untuk pemeliharaan, pengujian, dan kliring transaksi. Sesi malam akan berlangsung dari pukul 21.00 hingga 04.00 pada hari kalender berikutnya.

Sesi siang tetap mencakup perdagangan pra-pasar, reguler, dan pascapasar, dengan bel pembukaan pada pukul 09.30 dan bel penutupan pada pukul 16.00. Pada sesi malam, transaksi yang dilakukan antara pukul 21.00 hingga tengah malam akan dicatat sebagai transaksi untuk hari perdagangan berikutnya.

Dengan rencana ini, pekan perdagangan Nasdaq akan dimulai pada Minggu pukul 21.00 dan berakhir pada Jumat pukul 20.00 setelah sesi siang berakhir.

Keberhasilan penerapan perdagangan sepanjang waktu ini bergantung pada peningkatan sistem pemrosesan informasi sekuritas yang menampilkan kuotasi saham paling akurat di bursa AS. Pusat kliring utama, U.S. Depository Trust and Clearing Corp. (DTCC), dijadwalkan menerapkan kliring nonstop untuk saham pada akhir 2026.

Pendukung perdagangan 24 jam berpendapat kebijakan ini memungkinkan investor, terutama yang berbasis di luar AS, merespons lebih cepat terhadap perkembangan yang terjadi di luar jam pasar reguler. 

Namun, bank-bank besar Wall Street bersikap lebih hati-hati, dengan menyoroti risiko likuiditas yang lebih rendah, volatilitas yang lebih tinggi, serta ketidakpastian imbal hasil investasi.

Akses Sesuai Zona Waktu

Mack menyebutkan bahwa meski volume perdagangan di luar jam reguler umumnya jauh lebih rendah, permintaan perdagangan pada jam malam AS terus meningkat. Investor yang ingin bertransaksi 24 jam saat ini banyak mengandalkan venue perdagangan di luar bursa (off-exchange) atau sistem perdagangan alternatif, seperti Blue Ocean, Bruce ATS, dan OTC Moon.

“Kami melihat peningkatan permintaan terhadap saham-saham yang tercatat di Nasdaq dari investor di luar AS, jauh lebih besar dibandingkan sebelumnya. Investor global ingin mengakses pasar besar ini dengan cara mereka sendiri dan sesuai dengan zona waktu mereka,” ujar Mack. 

Jam perdagangan di bursa besar seperti NYSE telah berlangsung lebih dari satu abad, sejak transaksi saham dilakukan secara langsung di lantai bursa oleh pialang yang mencatat pesanan di atas kertas. 

Meski sebagian besar perdagangan kini telah dilakukan secara elektronik, jam perdagangan di sebagian besar bursa AS relatif tidak berubah selama puluhan tahun.

Awal tahun ini, Nasdaq juga mengajukan izin kepada regulator AS untuk memperkenalkan perdagangan saham bertoken (tokenized stocks), seiring upaya memanfaatkan lonjakan minat terhadap tokenisasi di tengah pelonggaran regulasi kripto pada era pemerintahan Presiden Donald Trump.

“Ketika pasar berada dalam tekanan dan volatilitas meningkat, lalu lintas dan aktivitas perdagangan biasanya melonjak signifikan. Kami telah membangun sistem yang sangat tangguh, berkapasitas besar, dan mampu menangani situasi seperti itu,” kata Mack.