Bisnis Bersama Berkah & Triple B Bakal Akuisisi 45% Saham Harta Djaya (MEJA)

JAKARTA — Dunia pasar modal kembali diwarnai kabar akuisisi strategis. Dua entitas, PT Bisnis Bersama Berkah dan PT Triple Berkah Bersama (Triple B), telah mengumumkan rencana ambisius mereka untuk mengambil alih 45% saham di emiten PT Harta Djaya Karya Tbk. (MEJA).

Dalam aksi korporasi yang dinanti ini, kedua perusahaan tersebut akan mengakuisisi mayoritas saham MEJA dari tangan pemegang saham pengendali saat ini, yakni Richie Adrian Hartanto S dan PT Interra Djaya Karya. Setelah proses akuisisi saham rampung, Para Pembeli—merujuk pada PT Bisnis Bersama Berkah dan Triple B—secara otomatis akan menjadi pengendali baru MEJA, sebuah langkah yang diungkapkan manajemen MEJA dalam keterbukaan informasi pada Kamis, 18 September 2025.

Manajemen MEJA juga menjelaskan bahwa tujuan utama di balik pengambilalihan ini adalah untuk memberikan dukungan signifikan terhadap investasi, pengembangan, dan ekspansi bisnis yang lebih luas bagi grup investor di balik para pembeli. Ini menandai era baru bagi MEJA di bawah kepemimpinan strategis yang baru.

Adapun Triple B, yang nantinya akan memegang kendali mayoritas atas MEJA, dikenal sebagai perusahaan investasi, holding/induk, sekaligus konsultan keuangan dan manajemen yang berbasis di Plaza Sovereign, TB Simatupang, Jakarta Selatan. Reputasi perseroan ini telah terbangun melalui penyediaan layanan advisory yang komprehensif di bidang investasi.

Meskipun rencana pengambilalihan telah diumumkan secara resmi, manajemen menegaskan bahwa masih terdapat sejumlah materi negosiasi krusial yang sedang dalam tahap pembahasan intensif antara pihak pembeli dan penjual. Isu-isu penting yang masih digodok meliputi nilai final transaksi akuisisi saham serta jadwal waktu penyelesaian seluruh proses pengambilalihan. Setelah akuisisi rampung, Triple B, sebagai pengendali baru, juga wajib melaksanakan tender offer sesuai ketentuan yang diatur dalam POJK No. 9/2018, memastikan seluruh proses berjalan sesuai peraturan pasar modal yang berlaku.

Sebagai informasi tambahan, PT Harta Djaya Karya Tbk. (MEJA) merupakan pendatang baru di lantai bursa yang resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) pada Senin, 12 Februari 2024. Saat itu, emiten berkode saham MEJA ini melepas sebanyak 480 juta saham, setara 25,03% dari total modal ditempatkan dan disetor perseroan, dengan harga IPO Rp103 per lembar. Dari aksi ini, MEJA berhasil meraup dana segar senilai Rp49,44 miliar.

Perjalanan MEJA sendiri dimulai pada tahun 2012, berfokus pada pembangunan sebagai kontraktor pekerjaan bangunan, jasa konsultan desain interior, dan perdagangan furnitur. Perseroan ini mengawali operasinya dengan membuka workshop seluas 600 meter persegi di Sawangan, Depok, Jawa Barat. Titik tolak perkembangannya yang signifikan terjadi ketika MEJA diberi kesempatan untuk menjadi vendor di berbagai instansi pemerintah terkemuka, seperti Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, Kepolisian Republik Indonesia, dan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.

Prestasi MEJA semakin menonjol pada tahun 2021 saat terpilih sebagai salah satu kontraktor dalam Proyek Revitalisasi Taman Ismail Marzuki. Setahun berselang, perseroan sukses mengamankan proyek pengerjaan interior untuk dua entitas besar, yaitu BUMN Bank Mandiri dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI). Hingga saat ini, perseroan memiliki fokus yang kuat dalam tiga segmen bisnis utama, yakni konsultasi desain, pelaksana konstruksi interior, dan pabrikasi furnitur.

Disclaimer: Berita ini bertujuan sebagai informasi dan tidak mengajak untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang mungkin timbul dari keputusan investasi pembaca.