Kisruh 2 kubu The Fed soal suku bunga, bakal berpengaruh ke harga emas dan perak di tahun depan?

PIKIRAN RAKYAT – Pemangkasan suku bunga yang dilakukan The Federal Reserve tahun ini merupakan respons langsung terhadap semakin banyaknya sinyal perlambatan di pasar tenaga kerja. Lapangan kerja bertumbuh dengan sangat lambat, sementara tingkat pengangguran, terutama di kalangan anak muda dan kelompok minoritas terus meningkat. Kondisi tersebut menambah tekanan bagi otoritas moneter Amerika Serikat untuk mengambil langkah penyesuaian.

Dalam pernyataan resminya, The Fed menegaskan bahwa inflasi kembali merangkak naik sejak awal tahun dan masih berada pada level yang relatif tinggi. Situasi ini membuat proses pengambilan kebijakan menjadi jauh lebih kompleks dibandingkan beberapa tahun terakhir.

“Dalam mempertimbangkan besaran dan waktu penyesuaian tambahan terhadap kisaran target suku bunga, Komite akan menilai secara cermat data yang masuk, perkembangan prospek ekonomi, dan keseimbangan risiko,” tulis The Fed dalam pernyataan tersebut.

  • Emas dan Perak Meroket Usai The Fed Pangkas Suku Bunga, Harga Bakal Menggila Lagi di Tahun Depan?

Ungkapan “besaran dan waktu penyesuaian tambahan” muncul untuk pertama kalinya pada tahun ini. Bahasa tersebut mengisyaratkan bahwa The Fed kini bergerak dengan lebih berhati-hati dan penuh pertimbangan.

Rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) kali ini berlangsung alot. Voting berakhir dengan hasil 9-3, sebuah perpecahan yang jarang terjadi. Sebagian anggota mendukung pemangkasan suku bunga untuk mencegah pelemahan pasar tenaga kerja semakin parah. Sebaliknya, kelompok lain menilai kebijakan longgar yang berkelanjutan justru dapat memperburuk tekanan inflasi.

Ini adalah pertama kalinya sejak 2019 The Fed mencatat jumlah dissenting votes sebanyak ini.

Ketua The Fed Jerome Powell kembali menegaskan bahwa perbedaan pendapat bukan kesalahan, melainkan bagian dari mekanisme penting dalam penetapan kebijakan moneter. Ia menyatakan bahwa keragaman pandangan merupakan hal yang sehat bagi proses pengambilan keputusan.

Namun, meningkatnya dissent membuat arah kebijakan The Fed untuk tahun depan semakin sulit ditebak. Terlebih lagi, empat presiden bank regional The Fed akan mendapat hak suara baru tahun depan sesuai sistem rotasi, sehingga dinamika kebijakan berpotensi lebih variatif.

Dalam konferensi pers, Powell bahkan menyinggung isu government shutdown hingga lima kali. Ia menekankan bahwa keterlambatan rilis data ekonomi resmi, termasuk data tenaga kerja dan inflasi, telah mengaburkan gambaran prospek ekonomi yang seharusnya dapat dinilai secara akurat oleh The Fed.

Harga Perak Meroket

Di tengah ketegangan kebijakan moneter tersebut, pasar logam mulia justru menorehkan dinamika baru. Harga perak kembali menembus rekor tertinggi sepanjang masa. Untuk pertama kalinya, perak berhasil mencapai level US$61 per troy ons.

Pada perdagangan Rabu 10 Desember 2025, perak di pasar spot melesat 1,80% dan ditutup pada posisi US$61,76 per troy ons, angka tertinggi yang pernah dicapai. Bahkan, pada sesi intraday harganya sempat menyentuh US$61,94 per troy ons.

  • Harga Emas Hari Ini 12 Desember 2025 Sentuh Harga Tertinggi Berapa Rate Antam, UBS dan Galeri24?

Laju kenaikan berlanjut pada Kamis 11 Desember 2025, dengan perak menguat tipis 0,05% menjadi US$61,79 per troy ons.

Sepanjang tahun ini, harga perak sudah melonjak hingga 113%. Kenaikan tajam ini ditopang oleh meningkatnya permintaan industri, menipisnya stok global, serta statusnya yang ditetapkan sebagai mineral penting oleh pemerintah AS.

“Menurut pandangan kami, kinerja perak yang lebih baik mencerminkan aliran uang spekulatif ke aset yang lebih berisiko setelah penurunan harga emas,” tulis analis SP Angel dalam laporan mereka.

Mereka juga menambahkan bahwa selain faktor spekulatif, pasar fisik perak berada dalam kondisi sangat ketat karena terjadi defisit pasokan pada Oktober lalu.***