
Ussindonesia.co.id , JAKARTA — Kinerja PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BTN) menunjukkan sinyal pemulihan yang semakin solid sepanjang 2025. Lonjakan net interest income (NII), perbaikan margin, serta dukungan kuat pemerintah di sektor perumahan menjadi katalis utama yang membuat prospek saham BTN dinilai kian menarik ke depan.
Berdasarkan riset Binaartha Sekuritas, BTN mencatatkan kenaikan net interest income sebesar 44,49% secara tahunan (YoY) menjadi Rp12,61 triliun hingga kuartal III/2025. Capaian tersebut mencerminkan keberhasilan perseroan dalam meningkatkan yield aset sekaligus mengendalikan biaya dana secara lebih efektif, yang berdampak langsung pada perbaikan profitabilitas.
Analis Binaartha Sekuritas Avanza Bagus Aditya dan Achmadi Hangradhika menilai tren kinerja BTN berada pada jalur pemulihan yang sehat.
: Kisi-kisi RBB 2026, BTN Bidik Kredit Tumbuh 12% Tahun Depan
Selain rebound margin, langkah strategis spin-off BTN Syariah dinilai membuka ruang pertumbuhan baru bagi perseroan, khususnya di segmen pembiayaan syariah yang memiliki potensi besar dalam jangka panjang.
Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. – TradingView
“Kami melihat BTN masuk fase pertumbuhan yang lebih sehat dan berkelanjutan,” tulis dalam riset yang dikutip Sabtu (6/12/2025).
: : BTN Siapkan Pembiayaan Rp4,5 Triliun untuk Holding Danareksa
Perbaikan kinerja BTN juga tercermin dari pertumbuhan laba bersih yang naik 10,58% YoY menjadi Rp2,30 triliun hingga September 2025. Kinerja tersebut didukung oleh peningkatan pendapatan bunga bersih yang mendorong net interest margin (NIM) naik 100 basis poin YoY menjadi 3,9% pada kuartal III/2025.
Dengan fundamental yang semakin solid, Binaartha Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli atau buy untuk saham BTN dengan target harga Rp1.345, yang mencerminkan potensi kenaikan sekitar 13,5% dari level harga saat ini.
: : Dag-Dig-Dug Kocok Ulang Pengurus Himbara (BBRI, BBNI, BMRI, dan BBTN)
Analis menilai prospek BTN tetap positif seiring dengan pertumbuhan kredit yang terjaga serta outlook penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi dan non-subsidi yang terus membaik.
Pandangan positif juga datang dari Mandiri Sekuritas. Dalam risetnya, Mandiri mencatat BTN mampu mempertahankan NIM di level 4,0% sepanjang sepuluh bulan 2025, meningkat signifikan dibandingkan 2,9% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Adapun, peningkatan tersebut ditopang oleh kenaikan yield aset dan perbaikan cost of fund ke level 4,2%.
Analis Mandiri Sekuritas Kresna Hutabarat menilai dukungan kuat pemerintah di sektor perumahan akan menjadi pendorong utama pertumbuhan BTN ke depan.
Pemerintah telah menyiapkan kuota FLPP sebanyak 350.000 unit serta melanjutkan program Kredit Program Perumahan (KPP), yang diperkirakan akan menjadi mesin pertumbuhan kredit BTN pada 2026 dibandingkan 2025.
“Komitmen kuat pemerintah di sektor perumahan yang tercermin dari 350 ribu kuota FLPP [Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan] dan program KPP [Kredit Program Perumahan] akan menjadi mesin yang mendongkrak pertumbuhan kredit BTN pada 2026 dibandingkan 2025,” tulis Kresna.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Laba Bersih November 2025
Terbaru, BTN membukukan laba bersih sebesar Rp2,91 triliun hingga akhir November 2025, ditopang oleh pertumbuhan penyaluran kredit dan strategi pendanaan perusahaan.
Berdasarkan laporan keuangan, laba bersih tercatat mencapai Rp2,91 triliun, naik 21,10% (year on year/YoY) dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp2,40 triliun. Pertumbuhan laba bersih tersebut didukung oleh kredit dan pembiayaan yang disalurkan BTN sebesar Rp386,47 triliun hingga 30 November 2025, naik 8,74% (YoY) dari sebelumnya Rp355,42 triliun.
BTN juga membukukan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) seiring dengan upaya perseroan meningkatkan pendanaan terutama dana murah (current account and saving account/CASA).
Hingga akhir November 2025, DPK BTN meningkat 15,77% (YoY) menjadi Rp423,96 triliun dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp366,22 triliun.
Pertumbuhan kredit dan pembiayaan serta DPK membuat aset BTN naik 12,16% (YoY) menjadi Rp503,99 triliun hingga akhir November 2025, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp449,36 triliun. Total aset tersebut telah melampaui target aset Rp500 triliun yang ditetapkan pada awal tahun 2025.
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan bahwa BTN berhasil menjaga pertumbuhan kinerja yang konsisten hingga menjelang akhir tahun 2025 seiring dengan penerapan strategi penyaluran kredit yang lebih terarah dan terstruktur, serta upaya peningkatan dana murah di tengah tren penurunan biaya dana (cost of fund).
“Pencapaian kinerja BTN hingga akhir November 2025 menunjukkan bahwa BTN mampu menjaga pertumbuhan positif yang tetap on track menuju akhir tahun sesuai dengan strategi yang telah ditetapkan. BTN masih akan terus mengoptimalisasi upaya untuk mencapai target akhir tahun dengan tetap diiringi kehati-hatian dan langkah yang cermat,” ujar Nixon dalam keterangan resminya, Rabu (17/12/2025).
Nixon mengatakan BTN akan tetap fokus pada penyaluran kredit ke sektor perumahan terutama KPR subsidi dan non subsidi dalam rangka memenuhi kebutuhan hunian di Indonesia, serta penyaluran kredit korporasi ke berbagai sektor di sekitar perumahan, termasuk sektor real estate, listrik, gas, air, dan perdagangan besar.