Purbaya Mau LNSW Kemenkeu Jadi Pusat Intelijen IT Pantau Ekspor-Impor

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa ingin menjadikan Lembaga National Single Window (LNSW), unit di bawah Kementerian Keuangan (Kemenkeu), sebagai pusat intelijen berbasis teknologi informasi untuk memantau arus barang ekspor-impor Indonesia secara real time.

Purbaya mengaku sempat membayangkan sistem tersebut sudah bekerja secanggih film-film spionase.

“Saya pikir udah kayak di film-film itu. Saya lihat ujung, langsung tahu ujung. Langsung saya bandingin, ketahuan semuanya,” kata Purbaya kepada wartawan di Kantor Pusat Kementerian Keuangan, Selasa (21/10).

Namun, kenyataannya belum seperti harapan. Ia menilai sistem LNSW masih terpecah dan belum sepenuhnya terhubung dengan data riil di lapangan.

“Ternyata belum terlalu lengkap. Di ujung sini sama ujung sana, di riilnya belum di-link ke LNSW,” jelasnya.

Melihat kondisi itu, Purbaya menegaskan komitmennya untuk memperkuat sistem teknologi informasi di lembaga tersebut. Ia ingin LNSW menjadi pusat kendali yang bisa memantau pergerakan barang keluar-masuk Indonesia secara cepat dan akurat.

“Maunya saya itu LNSW itu adalah semacam IT intelligence. Saya tahu barang masuk apa, barang keluar apa, dan saya bisa bandingin dasarnya di satu tempat itu,” tegasnya.

Menurut Purbaya, pondasi infrastruktur LNSW sudah cukup baik. Tantangan utama kini ada di integrasi antarinstansi, seperti Bea Cukai dan lembaga lain yang terlibat dalam proses perdagangan.

“Ada sih sistemnya, tinggal dimasuk-masukin saja. Tinggal diintegrasikan saja. Ada Bea Cukai, ada yang lain. Nanti kita integrasikan ke LNSW,” ujarnya.

Ia menyebut langkah ini penting untuk meningkatkan transparansi dan efisiensi perdagangan internasional. Sekaligus menekan potensi kebocoran penerimaan negara, termasuk praktik under-invoicing yang selama ini marak.

“Yang jelas, saya akan monitor sistem IT ekspor-impor sehingga kebocoran seperti under-invoicing bisa kita atasi dengan cepat,” pungkasnya.