Ussindonesia.co.id , JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak naik-turun menjelang satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran pada 20 Oktober 2025 mendatang. Analis menilai kebijakan pemerintah masih memberikan sentimen positif terhadap arah pasar.
Analis Kiwoom Sekuritas, Miftahul Khaer, menjelaskan bahwa secara umum, kepemimpinan Prabowo sejauh ini dinilai cukup positif bagi pasar, meski dengan respons yang masih beragam.
: IHSG Dibuka Menguat, Saham BRMS, ANTM hingga BBCA ke Zona Hijau
“Kebijakan-kebijakan seperti pemotongan anggaran, stimulus ekonomi semester II, hingga pernyataan pemerintah bahwa pasar modal jadi salah satu fokus stabilitas setidaknya menunjukkan perspektif pemerintah ke industri permodalan masih cukup positif,” ujar Miftahul, Selasa (14/10/2025).
Namun, lanjutnya, pasar modal belum sepenuhnya memberikan respons sebagaimana mestinya. Beragam faktor eksternal, seperti meningkatnya tensi perang dagang, ketegangan geopolitik, serta kebijakan moneter Bank Indonesia dan The Fed, masih menjadi pertimbangan utama bagi investor institusi atau big money untuk masuk ke pasar negara berkembang.
: : IHSG Hari Ini Diproyeksi Stagnan, Cek Saham MIDI, BUMI hingga AMRT
Meski begitu, Miftahul menilai sinyal positif mulai terlihat dari kinerja IHSG yang telah naik 13,9% secara year to date dan baru saja mencetak rekor all time high (ATH).
“Untuk ke depannya, kami kira pemerintah bisa memberikan kebijakan fiskal dan moneter yang lebih positif lagi buat permodalan dalam negeri,” tuturnya.
: : IHSG Berisiko Sideways, Cermati Saham MIDI, AMRT hingga DKFT
Ia menambahkan, percepatan realisasi proyek infrastruktur, stimulus pada sektor-sektor penyerap modal seperti energi, properti, dan industri dasar, serta kemudahan regulasi, berpotensi menjadi katalis positif bagi IHSG. Langkah tersebut, kata dia, penting agar investor domestik dan asing tidak ragu menanamkan modal di dalam negeri.
Sebelumnya, IHSG sempat anjlok hingga menyentuh level 5.882 pada April 2025. Saat itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) bahkan melakukan trading halt untuk menahan kejatuhan indeks.
Tekanan terhadap IHSG kala itu disebabkan oleh pengumuman tarif impor baru oleh Presiden AS Donald Trump kepada sejumlah mitra dagang Amerika Serikat. Di sisi lain, pelemahan rupiah turut menjadi katalis negatif tambahan bagi pasar saham domestik.
Namun, IHSG berhasil bangkit perlahan dan mencatat reli sepanjang September lalu. Indeks sempat menembus rekor all time high baru di level 8.288,27 pada perdagangan intraday, Senin (13/10/2025), sebelum akhirnya ditutup melemah 0,37% ke 8.227,20.
Secara year to date, IHSG telah mencatat penguatan 13,94% dan naik 4,46% dalam setahun terakhir. Dengan capaian tersebut, IHSG menjadi salah satu indeks saham terkuat ketiga di Asia Tenggara per Selasa (14/10/2025).
Kinerja Indeks di ASEAN Country Index Penutupan Selasa (14/10) % Change % YTD Change YTD Rank Indonesia IDX Composite Index 8,066.522 -1.95% 13.94% 3 Malaysia FTSE Bursa Malaysia KLCI Index 1,611.460 -0.23% -1.88% 4 Philippines PSEi Index 6,076.220 0.39% -6.93% 5 Singapore Straits Times Index (STI) 4,354.520 -0.80% 14.97% 2 Thailand SET Index 1,266.380 -1.60% -9.56% 6 Vietnam VN-Index 1,765.120 1.01% 39.34% 1
Data: BEI
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga menilai tren penguatan IHSG masih berpotensi berlanjut hingga akhir tahun. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menyebut IHSG telah beberapa kali mencatat rekor all time high sepanjang 2025.
Menurut Inarno, fundamental ekonomi nasional yang kuat turut menopang optimisme pelaku pasar. Kapitalisasi pasar juga menembus rekor baru senilai Rp15.453 triliun pada Kamis (9/10/2025).
“OJK sambut baik optimisme penguatan IHSG dan optimisme ini akan berlanjut sampai akhir tahun. Ini sangat ditopang fundamental ekonomi kita,” ujarnya.
Namun, ia mengingatkan bahwa pergerakan IHSG tidak hanya dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan kinerja emiten, tetapi juga sentimen domestik dan global. “OJK selalu mengingatkan keputusan berinvestasi diiringi kewaspadaan dan pengelolaan risiko yang baik,” kata Inarno.
Seiring meningkatnya optimisme pasar, sejumlah emiten mencatat kinerja impresif dengan kenaikan harga saham hingga ratusan persen. Berdasarkan data perdagangan Selasa (14/10/2025), saham-saham penopang penguatan IHSG antara lain berasal dari konglomerasi besar seperti DCII hingga CUAN.
Top Leaders IHSG YtD Kode Saham Kenaikan (%) Poin untuk IHSG DCII 557,78% +281,87 DSSA 187,57% +267,73 BRPT 328,26% +187,85 BRMS 215,03% +88,54 MLPT 947,05% +74,39 ASII 29,10% +58,66 CDIA 957,89% +55,12 CUAN 116,72% +53,75 TLKM 17,83% +52,41 ANTM 130,61% +40,70
Sumber: Bloomberg
__________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.