Ussindonesia.co.id JAKARTA. Harga saham empat perbankan besar kompak rontok tahun ini.
Saham BMRI ditutup Rp 4.230 pada perdagangan hari Senin (13/10/2025), turun 0,47% dibandingkan perdagangan Jumat lalu. Padahal di awal tahun 2025 ini, harga saham BMRI sempat berada di Rp 5.850 per saham.
Saham BBCA juga ditutup memerah 1,01% dibandingkan perdagangan Jumat lalu, dengan harga Rp 7.325 per saham. Di awal tahun, harga saham BBCA ditutup di harga Rp 9.900 per saham.
Selain itu saham BBRI juga terkoreksi 1,88% pada perdagangan hari Senin, ditutup dengan harga Rp 3.660. Harga BBRI juga menurun secara Ytd, di awal tahun, harga sahamnya sempat Rp 4.250 per saham.
Harga Terus Diskon, Valuasi Saham BCA (BBCA) Makin Murah
Ada pun saham BBNI ditutup dengan harga Rp 3.900 atau melemah 1,76%. Padahal awal tahun saham BBNI ditutup di harga Rp 4.590.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus menyampaikan jika pamor saham bank besar memang sedang menurun.
Namun dengan adanya berbagai program dari Menteri Keuangan, baik itu kebijakan fiskal maupun moneter, ini bisa senantiasa jadi katalis positif bagi saham perbankan ke depannya.
“Sebetulnya kalau kita bicara pamor bank rasa-rasanya setiap tahun bank itu akan selalu menjadi primadona ya. Tapi mungkin memang pamornya sedang menurun,” ujar Nico kepada Kontan, Senin (13/10/2025).
Dari sisi fundamental, dia menyebut bahwa sejumlah bank besar tersebut sempat mengalami pelemahan pada kinerja keuangan kuartal-II 2025 ini. Ada pun pada kuartal ketiga, dia berharap ada kemungkinan perbaikan dari sisi fundamental bank.
Dengan ini, dia menyampaikan dalam jangka menengah, saham big banks memiliki kemungkinan yang terbuka untuk rebound. Apalagi pada akhir tahun seiring adanya windows dressing untuk unjuk gigi.
“Meskipun masih ada yang kinerjanya naik turun. Tapi secara jangka menengah hingga panjang. Peluang serta prospeknya masih sangat baik adanya,” bebernya.
Mengenai hal ini, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menimpali, jika kondisi pergerakan saham big banks saat ini di fase major sideways.
Untuk itu, momen ini bisa dimanfaatkan investor untuk melakukan buy on dip strategy, karena harga saham dinilai sudah di bawah fairly valued (nilai wajar).
Likuiditas Membaik, Saham Bank Ini yang Direkomendasikan Beli Maybank Sekuritas
Nafan menilai jika dengan adanya Bank Indonesia yang sudah memangkas suku bunga acuan dan kucuran dana dari Kementerian Keuangan sebesar Rp 200 triliun, semestinya bisa meningkatkan likuiditas di perbankan, sehingga pertumbuhan kredit berkualitas berpotensi tumbuh.
Oleh sebab itu, Nafan menilai harapan saham big banks untuk rebound hingga akhir tahun masih terbuka lebar.
“Harapan terjadi rebound masih terbuka lebar ya. Mengingat saham perbankan sudah jauh di bawah value, sudah termasuk dalam kategori menarik ya untuk dicermati,” ujar Nafan.
Rekomendasi saham
Untuk saat ini, bagi investor jangka pendek yang sebenarnya bertujuan untuk trading, Nico tidak menyarankan untuk masuk ke saham perbankan.
Sedangkan bagi investor jangka panjang, Pelemahan-pelemahan saham bank-bank ini justru bisa menjadi sebuah kesempatan yang sangat baik, sehingga Nico merekomendasikan melakukan akumulasi beli secara bertahap.
Sementara Nafan merekomendasikan investor untuk mencermati saham BBCA untuk accumulative buy dengan target harga Rp 8.100, kemudian saham BBRI untuk accumulative buy dengan target harga Rp 4.530.
Serta accumulative buy untuk saham BBNI dengan target harga Rp 4.370 dan accumulative buy saham BMRI dengan target harga Rp 4.530.