Ussindonesia.co.id , JAKARTA — Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menyentuh level terendah dalam 3 tahun terakhir. Kondisi itu berbanding terbalik dengan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang menguat lebih dari 22,46% pada periode yang sama.
Berdasarkan data Bloomberg, saham BBCA ditutup turun 1,01% atau 75 poin ke level Rp7.325 per saham pada Senin (13/10/2025). BBCA parkir di level tersebut setelah bergerak di rentang Rp7.300-Rp7.375 per saham sepanjang perdagangan.
Ditarik ke belakang, level harga BBCA saat ini merupakan yang paling rendah dalam 3 tahun terakhir atau sejak 14 Oktober 2022. Sepanjang tahun berjalan 2025, BBCA sudah merosot 24,28% dari posisi Rp9.675 per saham pada akhir 2024.
Rontoknya harga saham BBCA menjadi pemberat atau top laggards IHSG. Meski demikian, IHSG masih mampu melaju 16,2% year-to-date (YtD) didorong oleh lonjakan saham DCII, DSSA, BRPT, MLPT, hingga BRMS dan CDIA.
Di level harga saat ini, saham BBCA diperdagangkan dengan rasio price to earnings (PER) sebesar 15,86 kali.
: IHSG Hari Ini dan Rekomendasi Saham Pilihan Selasa, 14 Oktober 2025
Meski sedang lesu, sejumlah analis masih menjagokan saham BBCA sebagai unggulan di sektor perbankan. Berdasarkan konsensus Bloomberg, sbanyak 33 dari 35 analis yang mengulas saham BBCA memberikan rekomendasi beli dan 2 analis menyarankan hold.
Terbaru, analis UOB Kay Hian Posmarito Pakpahan merekomendasikan beli terhadap BBCA dengan target harga Rp10.500 per saham. Rekomendasi yang sama juga diberikan oleh analis Maybank Investment Jeffrosenberg Chen dan analis DBS Bank Muhammad Nurkholis dengan target harga untuk saham BBCA masing-masing sebesar Rp11.675 dan Rp12.000 per saham.
Selain itu, analis Macquarie Jayden Vantrakis menyematkan peringkat outperform terhadap BBCA dengan target harga Rp9.9pp per saham dan analis CGS International Handy Noverdanius menyarankan add saham BBCA dengan target harga Rp11.100 per saham.
: Investor Asing Lepas Saham Perbankan, BBRI dan BBCA Dilego Triliunan
Sebelumnya, analis BRI Danareksa Sekuritas Erindra Krisnawan dan Wilastita Muthia Sofi menyampaikan sektor perbankan, komoditas, dan telekomunikasi menarik untuk dicermati pada bulan ini.
Sektor bank dinilai memiliki yield yang atraktif dengan prospek cost of fund (CoF) yang lebih baik pada September 2025. BRI Danareksa Sekuritas menilai sektor perbankan menawarkan risk-reward yang menguntungkan bagi investor.
“Kami mempertahankan pandangan positif terhadap sektor perbankan karena kami mengharapkan kondisi likuiditas membaik akan tercermin pada CoF September 2025 dengan yield yang atraktif,” paparnya dalam riset, dikutip Selasa (14/10/2025).
Di sektor ini, saham BBCA menjadi pilihan teratas dengan rekomendasi beli dan target harga Rp11.900. Rekomendasi itu sejalan dengan ekspektasi BCA bakal melanjutkan pertumbuhan laba dan profil kualitas aset yang lebih baik.
Sementara itu, Tim Analis JP Morgan Sekuritas yang dipimpin oleh Henry Wibowo menyukai saham emiten-emiten berkualitas yang fokus pada pasar domestik. Salah satunya saham BBCA. Meski demikian, saham BBCA mendapat peringkat netral dengan target harga Rp8.000 per saham.
Bank Central Asia Tbk. – TradingView —
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.