Saham emiten emas HRTA, BRMS, MDKA hingga ANTM kompak melejit

Ussindonesia.co.id , JAKARTA — Sederet saham tambang logam mulia, seperti HRTA, BRMS, MDKA, ANTM, ARCI, serta PSAB kompak menguat jelang perdagangan sesi pertama seiring dengan harga emas global yang diproyeksikan mencetak rekor baru. 

Data Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga pukul 11.20 WIB, Senin (29/12/2025) memperlihatkan saham PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) membukukan kenaikan paling tinggi yakni 10,24% menuju level Rp2.260 per saham. 

Posisi berikutnya ditempati oleh saham PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) yang naik 6,91% menjadi Rp1.160 dan saham PT Merdeka Copper Gold bk. (HRTA) menguat sebesar 5,45% menuju level Rp2.320 per saham. 

Adapun, saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) ikut menguat 4,97% menjadi Rp3.380, lalu PT Archi Indonesia Tbk. (ARCI) naik 3,85% ke Rp1.755, dan PT J Resources Asia Pasifik Tbk. (PSAB) tumbuh 2,70% menuju Rp570 per saham. 

Sementara itu, saham PT Merdeka Gold Resources Tbk. (EMAS) yang listing pada September 2025 juga naik sebesar 1,35% menjadi Rp5.650 per saham. 

Harga emas batangan di pasar domestik diprediksi akan terus mencetak rekor baru hingga menyentuh level psikologis Rp2,7 juta per gram pada penghujung 2025. Tren penguatan tersebut didorong secara masif oleh eskalasi ketegangan geopolitik global dan pelemahan indeks dolar AS yang kian nyata. 

: Harga Emas Antam Hari Ini Senin, 29 Desember 2025: per Gram Rp2,6 Juta

Pengamat Komoditas dan Mata Uang, Ibrahim Assuaibi, menjelaskan harga emas dunia saat ini berada di zona kuat pada level US$4.531 per troy ounce, sementara harga logam mulia domestik di posisi Rp2,62 juta per gram. 

“Apabila harga emas dunia turun di hari Senin, kemungkinan besar akan terkoreksi pada support pertama di US$4.509 per troy ounce dan logam mulia pada Rp2,6 juta,” ujar Ibrahim dalam keterangannya Minggu (28/12/2025).

Namun sebaliknya, jika momentum penguatan tetap terjaga, emas dunia akan menguji level resisten di kisaran US$4.570 hingga US$4.600 per troy ounce. 

Dengan skenario ini, Ibrahim meyakini harga logam mulia sangat berpotensi menyentuh atau setidaknya mendekati level Rp2,7 juta pada akhir tahun ini.

Selain faktor teknis, dia menggarisbawahi dua pemicu fundamental yang menjadi bahan bakar kenaikan harga emas sebagai aset aman. 

Faktor pertama adalah memanasnya situasi politik di Amerika Latin, terutama ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Venezuela. Langkah AS yang melakukan penyanderaan terhadap kapal kargo guna menekan lengsernya Presiden Nicolas Maduro menjadi sentimen negatif bagi stabilitas pasar global. 

Kondisi geopolitik semakin kompleks dengan adanya operasi militer pasukan AS di Nigeria terhadap militan yang menguasai cadangan minyak mentah. Ketidakpastian tersebut, ditambah dengan pelemahan indeks dolar, membuat daya tarik emas semakin menguat di mata investor global.

Berdasarkan data Bloomberg per 26 Desember 2025, harga emas di pasar spot stabil di level US$4.533 per troy ounce. Sementara itu, logam mulia Antam berada di posisi Rp2.596.000 per gram pada Senin (29/12/2025). 

 

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.