Saham Jaya Sukses Makmur (RISE) Melejit, Ini Kata Analis

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Saham PT Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk (RISE) terus mencuri perhatian pasar. Emiten properti asal Surabaya ini kembali masuk jajaran 10 besar top leaders IHSG pada perdagangan Selasa, (18/11/2025).

RISE menyumbang pengaruh sebesar 6,12 poin ke indeks, berada tepat di bawah TPIA yang menjadi penopang utama dengan kontribusi 8,61 poin. Sepanjang tahun berjalan 2025, RISE juga masuk daftar 10 top leaders dengan akumulasi bobot 42,42 poin. Dari sisi harga, performanya jauh lebih mencolok, saham RISE sudah melesat 1.087,80% sejak awal tahun.

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan menilai lonjakan tajam ini tidak sepenuhnya didorong fundamental. Menurut dia, sentimen terbesar datang dari kabar rencana rights issue yang dijadwalkan pada 27 November.

Astra (ASII) Kantongi Restu Pemegang Saham untuk Mengubah Susunan Komisaris-Direksi

“Sejak pengumuman tersebut beredar pada Oktober, pergerakan saham menjadi jauh lebih volatil. Sebelumnya RISE justru cenderung stagnan dengan likuiditas yang sangat tipis, bahkan nilai transaksi hariannya rata-rata di bawah Rp500 juta,” ujar Ekky kepada Kontan, Rabu (19/11/2025).

Ia menilai kenaikan harga RISE saat ini lebih mencerminkan spekulasi jangka pendek dibanding perbaikan kinerja yang substansial. Terlebih, pemulihan sektor properti secara umum juga dinilai belum benar-benar terjadi.

Ekky menjelaskan bahwa secara fundamental, RISE memang menunjukkan tanda pemulihan dengan pendapatan yang mulai naik seiring peningkatan penjualan unit. Hanya saja, peningkatan tersebut belum sebanding dengan kenaikan harga saham yang ekstrem dalam beberapa pekan terakhir.

“Peluangnya tetap ada karena RISE punya landbank besar di lokasi strategis, ditambah tren suku bunga yang mulai menurun. minat investor terhadap emiten properti second liner juga meningkat. Tetapi tantangannya tidak kecil, terutama kebutuhan modal kerja yang besar untuk mengeksekusi proyek, kompetisi ketat, dan risiko ekonomi makro yang bisa menahan permintaan,” jelasnya.

Dengan kondisi itu, Ekky menilai RISE lebih tepat dijadikan momentum trading ketimbang investasi jangka panjang. Ia melihat target terdekat berada di kisaran Rp15.000. “Tapi pergerakannya harus dipantau ketat. Volatilitas berpotensi meningkat menjelang agenda rights issue,” kata dia.

IHSG Menguat ke 8.419,1 di Akhir Sesi Pertama, Top Gainers LQ45: BUMI, KLBF, ISAT