Ussindonesia.co.id – JAKARTA. PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) berhasil mempertahankan kinerja positifnya, terlihat dari laba bersih yang melambung dua digit pada semester I-2025. Pencapaian ini tergolong impresif, mengingat sektor rumah sakit menghadapi tantangan dengan tren penurunan tingkat okupansi dan volume pasien yang menyusut dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada periode semester I-2025, Siloam International Hospitals (SILO) membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 6,10 triliun, tumbuh tipis 1,46% secara tahunan (YoY). Kenaikan ini terjadi di tengah perlambatan volume pasien rawat inap yang menjadi kontributor pendapatan terbesar. Secara spesifik, volume pasien rawat inap berkurang 7,67% YoY menjadi 151.849 pasien, menyebabkan pendapatan dari segmen ini turun 4,18% secara tahunan menjadi Rp 3,27 triliun.
Sejalan dengan penurunan tersebut, tingkat okupansi tempat tidur rumah sakit Siloam juga menurun dari 68,7% (dengan 4.120 tempat tidur pada semester I-2024) menjadi 62,5% (dengan 4.246 tempat tidur pada semester I-2025). Meskipun demikian, segmen rawat jalan menunjukkan ketahanan dengan volume pasien yang meningkat 0,83% YoY mencapai 2,09 juta pasien, sehingga pendapatannya tumbuh 8,78% YoY menjadi Rp 2,85 triliun.
Presiden Direktur SILO, David Utama, menjelaskan bahwa perlambatan kinerja pada paruh pertama tahun ini dipengaruhi oleh dua faktor utama: pelemahan musiman akibat libur sekolah dan ketiadaan pola penyakit musiman yang signifikan. “Kinerja semester pertama memang dipengaruhi oleh faktor musiman. Namun kami menjaga pertumbuhan dengan manajemen risiko yang hati-hati,” ujar David saat dihubungi Kontan pada Minggu (24/8/2025).
Meskipun pendapatan hanya tumbuh moderat, laba bersih Siloam International Hospitals justru melonjak signifikan hingga 41,62% secara tahunan, mencapai Rp 476,41 miliar. Kenaikan substansial ini, berdasarkan laporan keuangan, disebabkan oleh ketiadaan cadangan kerugian pada sejumlah pos aset, termasuk aset tetap, aset tidak lancar lainnya, investasi asosiasi, aset keuangan lancar lainnya, dan aset tak berwujud.
Menatap paruh kedua tahun ini, David Utama menyatakan optimisme bahwa kinerja SILO akan kembali pulih ke kondisi normal. Dalam jangka pendek, perseroan akan fokus menggenjot kinerja melalui strategi optimalisasi jaringan dengan pendekatan yang spesifik. David merinci, “Rumah sakit premium mendorong peningkatan kompleksitas klinis dan optimasi case mix, sementara jaringan Value Seeker dan Community Generalist berfokus pada efisiensi.”
Untuk jangka panjang, Siloam International Hospitals berkomitmen pada investasi berkelanjutan, salah satunya melalui penerapan bedah robotik Da Vinci Xi di Siloam Kebon Jeruk. David membeberkan, hingga Juni 2025, sudah 11 prosedur berhasil dilakukan, melampaui target awal delapan prosedur, dengan 73% kasus ditanggung oleh korporasi dan asuransi. Selain itu, pada Oktober 2025, SILO berencana membuka New Gubeng di Surabaya, sebuah fasilitas yang berukuran dua kali lipat dari bangunan sebelumnya dan akan dilengkapi dengan Robotic Knee Surgery.
“Untuk semester kedua, kami akan menekankan disiplin biaya, eksekusi yang kuat atas transformasi NGS (Next Gen Siloam), serta peningkatan kualitas layanan,” pungkas David, menunjukkan fokus strategi perseroan ke depan.