Target Terbaru Harga Saham BBRI dan Prospek Kinerja yang Diadang Tantangan

Ussindonesia.co.id – , JAKARTA — Mayoritas sekuritas masih menyematkan rekomendasi positif terhadap saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI).

Berdasarkan data Bloomberg, Senin (27/10/2025) pagi, sebanyak 30 dari 37 sekuritas yang mengulas saham BBRI masih menyematkan rekomendasi beli.

Sederet analis seperti Erwin Wijaya dari Verdhana Sekuritas, Posmarito Pakpahan dari UOB Kay Hian dan Jeffrosenberg Chenlim dari Maybank Sekuritas masih memberikan rekomendasi beli untuk saham bank pelat merah tersebut.

: IHSG Dibuka Bertenaga ke Level 8.343 Didorong Saham BBCA, BBRI, hingga TPIA

Sementara itu, ada enam sekuritas memberikan rating hold untuk saham BBRI, sedangkan satu lainnya meyematkan rekomendasi jual.

Harsh Wardhan Modi, analis JP Morgan, menjadi salah satu pihak yang memberikan rating neutral untuk saham BBRI.

: : Saham BBCA Hingga BBRI Cs Berbalik Tekan IHSG Hari Ini (22/10) Setelah BI Rate Tetap

Target harga saham BBRI berdasarkan konsensus analis yang dihimpun Bloomberg berada pada level Rp4.668,03.

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. – TradingView Prospek Kinerja Keuangan BBRI

Sarah Jane Mahmud, Bloomberg Intelligence Senior Industry Analyst, mengungkapkan bahwa Bank Rakyat Indonesia, dengan imbal hasil ekuitas rata-rata 20% selama satu dekade terakhir, tetap menjadi salah satu perbankan paling menguntungkan di Asia Tenggara. https://www.bisnis.com/topic/403/bumn

: : IHSG Menanti Keputusan BI Rate, Saham BBCA, BBRI, BMRI Menanjak

Kendati begitu, dia mengatakan bahwa perbankan BUMN ini kemungkinan dihadapkan pada risiko yang dapat mengadang peningkatan bottom line perseroan.

“Hambatan semakin meningkat dan dapat menghambat pertumbuhan laba hingga tahun 2026,” jelasnya dalam riset Bloomberg Intelligence yang dirilis, Rabu (22/10/2025).

Dia mengakui bahwa jaringan pembiayaan mikro BBRI masih berpotensi untuk mendorong ekspansi neraca jangka panjang. Namun, dia mengingatkan bahwa kualitas aset dapat memburuk dengan kemungkinan masuknya barang-barang murah dari China dan produk pertanian Amerika Serikat yang menekan usaha kecil di Indonesia. 

“Kekhawatiran tata kelola masih berlanjut karena Danantara Indonesia mengambil alih pengelolaan bank,” ungkapnya terkait tantangan lain yang dihadapi BBRI.

Di sisi lain, dia memerinci ada sederet katalis yang menyertai prospek kinerja perseroan. Salah satunya peningkatan margin akibat biaya dana atau cost of fund yang lebih terkendali.

“Potensi pemulihan margin karena biaya pendanaan yang lebih rendah, dengan lebih banyak pemotongan suku bunga yang akan dilakukan, dapat membantu mengurangi tekanan pada laba,” pungkasnya.