JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan lonjakan kinerja yang impresif pada sesi I perdagangan hari ini, Selasa, 12 Agustus 2025, didorong oleh performa cemerlang sejumlah saham pilihan. IHSG berhasil melesat hingga mengukir level tertingginya sepanjang tahun berjalan 2025 di angka 7.745,73 berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI). Momentum kenaikan ini terus berlanjut, dengan indeks menyentuh level 7.760 pada pukul 13.45 WIB.
Kenaikan signifikan IHSG ini tak lepas dari kontribusi beragam saham, khususnya dari kategori lapis dua, yang menunjukkan performa melesat. Barisan top gainers pada sesi pertama dipimpin oleh PT PP Presisi Tbk. (PPRE), yang meroket hingga 34,18% mencapai Rp106 per lembar. Kinerja ini sekaligus menjadi posisi harga tertinggi bagi PPRE sepanjang tahun 2025, menandai kenaikan fantastis sebesar 92,73% secara year to date (YtD).
Menyusul ketat di posisi kedua top gainers adalah PT Trimuda Nuansa Citra Tbk. (TNCA), yang menguat 30,43% ke level Rp180 per lembar. Penguatan ini secara signifikan memperkecil koreksi TNCA sepanjang tahun berjalan 2025 menjadi hanya 8,63%, jauh lebih baik dibandingkan koreksi 30,96% pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Diikuti oleh PT Cipta Sarana Medika Tbk. (DKHH) yang juga turut menguat 30,72% ke Rp102 per lembar. Meskipun mencatat kenaikan hari ini, emiten yang baru saja melantai di Bursa pada pertengahan 2025 ini masih berada dalam tekanan, dengan penurunan 22,73% sejak pencatatan saham perdana.
Tidak hanya itu, PT Impack Pratama Industri Tbk. (IMPC) juga mencatatkan lonjakan 25% ke harga Rp825 per lembar, sehingga total apresiasi IMPC dalam sepekan terakhir mencapai 65%. Di belakangnya, PT Toba Pulp Lestari Tbk. (INRU) turut menguat 24,06% ke Rp825.
Sektor perbankan kecil juga tidak ketinggalan dalam euforia penguatan ini. PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) berhasil menguat 22,22% ke Rp352. Berkat kenaikan ini, saham BBYB telah terapresiasi 60,55% sepanjang tahun berjalan. Selain itu, PT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO) menguat 15,60% ke Rp252, dan PT Bank Jago Tbk. (ARTO) naik 14,00% ke Rp2.280, semakin menambah daftar saham yang berkontribusi positif pada kinerja IHSG.
Analis pasar, Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta, menjelaskan bahwa penguatan IHSG pada sesi pertama perdagangan hari ini menunjukkan adanya korelasi positif antara kondisi geopolitik global dengan dinamika pasar modal domestik. Menurut Nafan, beberapa katalis utama yang mendorong pertumbuhan IHSG hari ini adalah perpanjangan gencatan tarif antara Amerika Serikat dan China hingga 90 hari, serta rencana pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin yang dijadwalkan pada 15 Agustus mendatang. Kedua faktor ini memberikan sentimen positif bagi kondisi pasar dalam negeri.
Lebih lanjut, Nafan juga menyoroti antisipasi pelaku pasar terhadap data Consumer Price Index (CPI) AS, yang diprediksi akan mengalami kenaikan seiring dengan kebijakan tarif yang diberlakukan oleh Presiden Trump. Selain itu, ia menambahkan bahwa aksi beli asing secara harian telah mulai terlihat signifikan memasuki bulan Agustus 2025. Secara historis, Nafan mengamati bahwa net foreign buy memang cenderung mulai terjadi pada paruh kedua tahun ini. Mengingat potensi IHSG yang secara historis menunjukkan tren bullish sepanjang Agustus dalam lima tahun terakhir, momentum investasi saham ini menjadi semakin menarik bagi investor.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Ringkasan
IHSG mencatatkan kenaikan signifikan pada perdagangan hari ini, mencapai level tertinggi sepanjang tahun 2025 di 7.745,73 dan terus naik hingga 7.760 pada siang hari. Kenaikan ini didorong oleh performa saham-saham lapis dua, dengan PPRE memimpin daftar top gainers dengan lonjakan 34,18% dan diikuti oleh TNCA yang menguat 30,43%.
Analis pasar menyoroti korelasi positif antara kondisi geopolitik global dengan pasar modal domestik sebagai pendorong kenaikan IHSG. Sentimen positif dipicu oleh perpanjangan gencatan tarif AS-China dan rencana pertemuan Presiden AS dan Rusia. Antisipasi data CPI AS dan aksi beli asing juga turut mendukung tren positif IHSG.