Trump Akhiri Konflik Armenia-Azerbaijan 35 Tahun: Mediasi Perdamaian Berhasil!

Pada Jumat (8/8), Gedung Putih menjadi saksi sejarah ketika Presiden Amerika Serikat Donald Trump berhasil memfasilitasi penandatanganan kesepakatan damai yang mengakhiri konflik berlarut-larut selama 35 tahun antara Armenia dan Azerbaijan. Dalam pertemuan puncak yang mempertemukan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan dan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, tercapai terobosan diplomatik yang telah lama dinantikan.

Sebagai pilar utama dari perjanjian bersejarah ini, Amerika Serikat mendapatkan hak eksklusif untuk mengembangkan sebuah koridor transportasi strategis vital di wilayah Kaukasus Selatan. Jalur krusial yang akan melintasi teritori Armenia ini secara resmi dinamai Trump Route for International Peace and Prosperity (TRIPP), atau Rute Trump untuk Perdamaian dan Kemakmuran Internasional.

Menggambarkan signifikansi pencapaian ini, Presiden Trump menyatakan, “Banyak yang mencoba menemukan solusi, tapi dengan kesepakatan ini, kita akhirnya berhasil menciptakan perdamaian.” Berdiri di samping kedua pemimpin negara itu, Trump juga menyoroti penamaan koridor tersebut, menambahkan, “Deklarasi ini memberikan penghormatan besar kepada saya dan saya tidak meminta ini.” Meskipun berada di bawah yurisdiksi hukum Armenia, pemerintah AS berencana menyewakan lahan tersebut kepada sebuah konsorsium swasta yang akan bertanggung jawab penuh atas konstruksi dan pengelolaan proyek mega ini.

Kesepakatan antara Armenia dan Azerbaijan ini menandai puncak dari serangkaian upaya diplomasi intensif yang diinisiasi oleh Gedung Putih. Sebelumnya, Presiden Trump juga mengklaim telah berhasil memediasi gencatan senjata antara Kamboja dan Thailand, bahkan tidak segan mengancam untuk menghentikan perundingan dagang jika konflik di antara mereka terus berlanjut.

Fokus Mengakhiri Perang di Seluruh Dunia

Dalam pidatonya, Trump menegaskan kembali bahwa kebijakan luar negeri pemerintahannya secara fundamental berfokus pada upaya untuk mengakhiri berbagai konflik dan perang di seluruh dunia. Kendati demikian, ia mengakui bahwa upaya untuk menghentikan konflik yang melibatkan langsung kepentingan AS, seperti perang Israel-Gaza dan invasi Rusia ke Ukraina, masih terus berlangsung.

Tidak mengherankan, bagi Donald Trump, setiap kesepakatan damai yang berhasil dicapai merupakan langkah signifikan menuju penghargaan Nobel Perdamaian yang telah lama menjadi ambisinya. Pujian terhadap peran Trump bahkan datang langsung dari Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, yang secara terang-terangan menyatakan di hadapan Trump: “Siapa lagi, kalau bukan Presiden Trump, yang pantas menerima Nobel Perdamaian? Presiden Trump, dalam enam bulan, melakukan keajaiban.”

Lebih lanjut, sebagai implikasi langsung dari kesepakatan ini, Armenia dan Azerbaijan juga sepakat untuk mengajukan pembubaran Kelompok Minsk, forum mediasi yang telah dibentuk sejak tahun 1992 dan dipimpin bersama oleh Prancis, Rusia, serta AS. Menyaksikan kedua pemimpin berjabat tangan, Trump dengan optimisme penuh berkomentar, “Selama 35 tahun hanya ada kematian dan kebencian. Sekarang akan menjadi cinta, saling menghormati, dan sukses bersama.”

Menurut seorang pejabat senior pemerintahan AS, gagasan pembangunan koridor strategis TRIPP ini telah diidentifikasi sejak akhir Februari lalu, dengan negosiasi formal untuk menentukan perusahaan AS yang akan mengelolanya dijadwalkan dimulai pekan depan bersama sembilan kandidat yang telah mendaftar. Menariknya, penandatanganan kesepakatan trilateral ini bertepatan dengan tenggat waktu penting yang diberikan Presiden Trump kepada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menghentikan invasi ke Ukraina atau menghadapi gelombang sanksi ekonomi baru. “Kita punya peluang untuk mencapainya. Masalah ini harus diselesaikan,” pungkas Trump, menggarisbawahi urgensi penyelesaian konflik global.

Ringkasan

Presiden AS Donald Trump berhasil memediasi kesepakatan damai antara Armenia dan Azerbaijan, mengakhiri konflik selama 35 tahun. Kesepakatan ini memberikan AS hak eksklusif mengembangkan koridor transportasi bernama Trump Route for International Peace and Prosperity (TRIPP) yang melintasi Armenia.

Trump menegaskan fokus kebijakan luar negerinya adalah mengakhiri konflik di seluruh dunia, meskipun upaya menghentikan perang Israel-Gaza dan invasi Rusia ke Ukraina masih berlangsung. Kesepakatan ini juga mengarah pada pembubaran Kelompok Minsk, forum mediasi yang dipimpin oleh Prancis, Rusia, dan AS.