Usai Privat Placement, Ini Rencana Energi Mega Persada (ENRG) Hingga 2026

Ussindonesia.co.id JAKARTA. Emiten energi Grup Bakrie, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) masih gencar melakukan ekspansi bisnis.Terbaru, perseroan merampungkan proses Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) alias private placement senilai Rp 269,50 miliar. 

Private placement itu dilaksanakan pada 20 Oktober 2025. Tanggal pencatatan saham tambahan dilakukan pada 21 Oktober.ENRG telah menerbitkan 350 juta saham baru Seri B dengan nominal Rp 100 per saham. Adapun harga pelaksanaan private placement ini sebesar Rp 770 per saham. Pihak yang mengambil bagian atas saham baru hasil pelaksanaan PMTHMETD adalah PT Samuel International.

Seluruh dana yang diterima dari pelaksanaan PMTHMETD ini akan digunakan untuk kegiatan pemboran satu sumur oleh anak usaha perseroan, yaitu PT Imbang Tata Alam (ITA), yang merupakan Operator dan pemegang 100% partisipasi interes di Blok Malacca Strait.

ENRG memang tengah gencar menambah asetnya. Dalam beberapa tahun terakhir, Energi Mega Persada (EMP) juga berhasil mengakuisisi beberapa aset baru, serta menambah kepemilikannya pada aset-aset yang sudah ada. 

Hal ini dilakukan demi menambah jumlah produksi maupun cadangan migas perusahaan. Misalnya saja, di tahun 2024 lalu, EMP telah mengakuisisi kepemilikan mayoritas pada dua aset minyak yang sudah berproduksi, yaitu blok Siak & blok Kampar di Riau, Sumatera. Perusahaan juga menambah kepemilikannya dari 49% menjadi 100% pada aset gas yang sudah berproduksi, yaitu blok Sengkang di Sulawesi Selatan.

Energi Mega (ENRG) Rampungkan Private Placement Rp 269,5 Miliar, Ini Penggunaannya

Syailendra S. Bakrie, Direktur Utama & CEO ENRG mengatakan, di tahun 2025, aset Siak & Kampar di Riau, Sumatera, berperan besar dalam meningkatkan produksi minyak. Sementara itu, tambahan produksi gas dari Sengkang membantu menjaga kinerja produksi gas ENRG secara keseluruhan tetap stabil. 

“Ke depan, kami akan terus melanjutkan upaya eksplorasi sepanjang semester II tahun 2025 untuk mengejar penemuan-penemuan baru, sekaligus menjalankan program pengembangan yang bertujuan menjaga dan meningkatkan produksi EMP,” katanya dalam Public Expose ENRG, Kamis (23/10/2025).

ENRG saat ini mengoperasikan cadangan terbukti dan terukur dan sumberdaya (contingent resource) migas sebesar 434 juta barel ekuivalen dengan rata-rata umur produksi 26 tahun dari 13 aset migas dalam portofolionya.

“Dalam 5 tahun terakhir, perusahaan berhasil menemukan keberadaan prospek migas dalam 11 dari 18 sumur eksplorasinya, serta dapat mempertahankan Reserve Replacement Ratio sebesar 2,1x,” katanya.

Syailendra juga mengungkapkan beberapa target yang diincar di tahun 2025. Pertama, mencapai pertumbuhan produksi 10%–15% secara tahunan alias year on year (YoY). Kedua, menurunkan biaya produksi untuk meningkatkan efisiensi operasional

Ketiga, menyelesaikan seluruh target kegiatan tahun berjalan atas pemboran sumur eksplorasi guna menjaga tingkat rasio Reserve Replacement dan Reserve-to-Production.

Keempat, mencari peluang akuisisi aset baru secara aktif untuk mendorong pertumbuhan anorganik. Terakhir, menjaga keberlangsungan operasi dengan tetap menerapkan prinsip keselamatan dan ramah lingkungan.

  ENRG Chart by TradingView  

ENRG juga memiliki rencana untuk akuisisi blok migas di tahun 2026. Namun, realisasi tersebut masih akan bergantung pada kesepakatan dan persetujuan dari pihak regulator. Akuisisi tersebut akan difokuskan pada wilayah kerja yang sudah berproduksi, dengan harapan bisa berkontribusi langsung ke kinerja perseroan.

“Kami juga menghindari biaya yang besar untuk eksplorasi. Ini untuk menghemat biaya dan waktu,” paparnya.

Lebih lanjut, perseroan pun optimistis industri migas Tanah Air bisa lebih baik di tahun 2026 dan seterusnya. Hal ini didorong oleh kebijakan pemerintah untuk mencapai ketahanan energi lewat peningkatan produksi migas.

Alhasil, perseroan pun menargetkan pertumbuhan produksi rata-rata setiap tahunnya sekitar 10% YoY hingga tahun 2030, sesuai dengan rencana program yang sudah ditetapkan.

“Walaupun tetap diiringi dengan rencana pengembangan energi terbarukan, tetapi bahan bakar fosil masih akan memegang peran yang cukup dominan,” ungkapnya.