
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, mengungkapkan kebingungannya dalam mengendalikan inflasi yang dipicu oleh kenaikan harga emas perhiasan. Komoditas tersebut menjadi penyumbang utama inflasi di Kota Yogyakarta pada Oktober 2025, baik secara bulanan (month to month/mtm) maupun tahunan (year on year/yoy).
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Yogyakarta mencatat, emas perhiasan memiliki andil sebesar 1,07 persen secara yoy terhadap inflasi daerah. Sementara itu, komoditas tertinggi kedua setelah emas perhiasan hanya menyumbang 0,15 persen.
Hasto mengaku belum pernah menghadapi situasi di mana inflasi dipicu oleh kenaikan harga emas. Ia menyampaikan hal itu dalam Rapat Koordinasi Daerah dan High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah se-DIY di Royal Ambarrukmo, Selasa (11/11), seraya meminta arahan dari Bank Indonesia.

“Saya itu nggak punya pengalaman inflasi karena kenaikan harga emas. Nggak punya pengalaman cara mengatasinya tuh gimana,” ujar Hasto, Selasa (11/11).
Menurutnya, komoditas seperti emas, kosmetik, dan perawatan diri kini menjadi penyumbang inflasi di Kota Yogyakarta. Namun, pengendaliannya tidak bisa dilakukan seperti pada bahan pokok dengan operasi pasar.
“Apa saya harus operasi pasar emas atau gimana? Jujur saya nggak punya pengalaman. Jadi mohon betul-betul arahan karena sekarang perhiasan, make up, perawatan diri di Kota Yogya menjadi yang sangat mempengaruhi inflasi,” jelasnya.
“Apa mungkin orang-orang tuh dialihkan perhatiannya supaya tidak menyimpan uangnya dalam bentuk emas tapi investasi lain atau gimana,” tambah Hasto.

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Bank Indonesia DIY, Sri Darmadi Sudibyo, menyebut fenomena inflasi akibat emas memang menjadi perhatian. Menurutnya, edukasi dan pemahaman masyarakat mengenai pengelolaan ekonomi yang bijak bisa menjadi langkah awal pengendalian.
“Memang beberapa waktu ini cukup menjadi perhatian karena tadi seperti yang disampaikan, barangkali sudah menjadi kebutuhan masyarakat,” kata Dibyo usai acara.
“Salah satunya dengan program Mrantasi, pada intinya kita memberikan pemahaman kepada masyarakat dan memperluas ke sekolah-sekolah agar masyarakat menyadari pentingnya pengendalian inflasi,” ujarnya.