Kecerdasan buatan atau AI kini bukan lagi teknologi masa depan. Banyak orang sudah menggunakannya untuk hal-hal sederhana, mulai dari mencari menu makan malam sampai menyusun email penting. AI pun mulai jadi bagian penting dalam dunia investasi, karena membantu investor mengakses riset dan analisis yang lebih cepat serta akurat.
Perubahan ini juga terlihat jelas di pasar saham. Lel Smits, entrepreneur pemenang penghargaan sekaligus ahli strategi keuangan global dan Managing Director di The Stock Network, mengatakan bahwa AI memang berkembang cepat dan perlahan menjadi alat penting bagi investor modern. Dari pengamatannya selama bertahun-tahun, AI sudah menciptakan pola baru yang bisa memengaruhi keputusan finansial di masa depan.
1. AI mendeteksi tren lebih cepat
Smits menggambarkan AI seperti radar super sensitif yang bisa memindai berita, pergerakan global, dan data pasar jauh lebih cepat daripada manusia.
Dengan AI, investor bisa menyaring data dari berbagai sumber secara real time, termasuk media sosial, laporan keuangan, hingga update ekonomi dunia. Tren pun bisa terlihat lebih awal. Namun, Smits mengingatkan bahwa keputusan terburu-buru dari hasil analisis mentah AI bisa membawa risiko.
Ia sendiri memakai AI untuk mempercepat riset, menemukan pola baru, dan melihat bagaimana portofolionya dapat bereaksi terhadap kondisi global.
“Kuncinya adalah menjadikan AI sebagai alat bantu, bukan pengganti nalar kita,” ujarnya.
2. Investor pemula bisa mengakses insight ala profesional
Perubahan besar lainnya adalah semakin mudahnya investor biasa mengakses analisis premium yang dulu hanya dimiliki analis Wall Street. Dengan bantuan AI, siapa pun bisa mendapatkan gambaran risiko, proyeksi pasar, dan hasil simulasi investasi.
Namun, banyak investor baru yang belum punya pengalaman cukup untuk memahami konteks data tersebut, sehingga rawan salah langkah.
Smits menyarankan pemula untuk memulai dari hal kecil, misalnya hanya mengikuti beberapa sektor dulu.
“AI hadir untuk mendukung keputusanmu, bukan mengambil alih,” katanya.
3. Sejumlah sektor mulai berubah total
AI tidak hanya tren. Menurut Smits, teknologi ini benar-benar mengubah industri seperti semikonduktor, kesehatan, dan keuangan.
Investor kini melirik perusahaan yang memakai AI untuk meningkatkan efisiensi, serta perusahaan yang mengembangkan teknologi AI itu sendiri. Meski menarik, penting untuk memahami fundamental perusahaan agar tidak terjebak hype dan menderita saat koreksi pasar.
Smits menambahkan bahwa AI membantunya memperluas riset global sehingga fokusnya tetap pada pertumbuhan jangka panjang.
4. Pengujian portofolio jadi lebih cerdas
Tidak ada yang tahu pasti bagaimana pasar bergerak. Tetapi dengan AI, investor bisa menjalankan simulasi untuk melihat bagaimana portofolio mereka bertahan jika terjadi krisis global, kenaikan suku bunga, atau gejolak ekonomi lainnya.
Smits menggunakan AI untuk membaca kemungkinan itu, meski ia menekankan bahwa mengandalkan prediksi AI secara berlebihan juga berbahaya karena bisa menciptakan rasa percaya diri palsu.
5. Mengurangi rasa cemas saat berinvestasi
Bagi investor pemula, dunia saham sering terasa menakutkan. Data yang rumit dan banyaknya pilihan bisa membuat seseorang ragu mengambil keputusan. AI membantu menyederhanakan informasi dan menunjukkan tren penting sehingga prosesnya terasa lebih ringan.
Tetapi Smits mengingatkan bahwa prinsip dasar investasi tetap harus dipegang, seperti diversifikasi dan kesabaran.
“Kesuksesan bukan soal mengejar keuntungan cepat,” katanya. “Tapi soal disiplin, ketahanan, dan berani melihat jauh ke depan.”
AI memang mengubah cara orang berinvestasi. Teknologi ini membuat riset lebih cepat, membantu menganalisis risiko, dan memberikan insight seperti profesional. Namun, AI tidak boleh menggantikan naluri, pengalaman, dan kesabaran investor. Gunakan AI sebagai alat bantu, bukan penentu akhir.
4 Jenis Saham yang Cocok untuk Investor Pemula 4 Kesalahan Investor Kripto Pemula Hadapi Volatilitas Bitcoin Pentingnya Pengelolaan Portofolio di Pasar Kripto, Investor Simak!