BI Ramal Ekonomi Indonesia Menguat Semester II 2025

Ussindonesia.co.id, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester kedua tahun 2025 akan meningkat. Optimisme ini didorong oleh beberapa faktor kunci, antara lain peningkatan ekspor dan belanja pemerintah.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di atas titik tengah kisaran 4,6% hingga 5,4%. Perbaikan ini, menurutnya, merupakan hasil sinergi kebijakan antara pemerintah dan Bank Indonesia. “Dengan penguatan sinergi kebijakan antara pemerintah dan Bank Indonesia, pertumbuhan ekonomi semester II/2025 diperkirakan membaik sehingga secara keseluruhan tahun 2025 akan berada di atas titik tengah kisaran 4,6-5,4%,” tegas Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers Hasil RDG BI, Rabu (17/9/2025).

Pemerintah sendiri menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% (yoy) sepanjang tahun 2025. Target ini didukung oleh proyeksi peningkatan ekspor, terutama produk manufaktur dan pertanian. Ekspor kelapa sawit (CPO) ke India, misalnya, diprediksi akan meningkat signifikan berkat penurunan bea impor.

Selain ekspor, belanja pemerintah juga diperkirakan akan menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi. Implementasi program prioritas di sektor ketahanan pangan, pertahanan, dan energi, serta paket ekonomi terbaru yang telah diumumkan pemerintah, diharapkan dapat memberikan kontribusi positif.

Namun, pertumbuhan ekonomi masih dihadapkan pada tantangan. Konsumsi rumah tangga, khususnya dari kelompok menengah ke bawah, masih belum menunjukkan pertumbuhan yang kuat. Hal ini disebabkan oleh menurunnya ekspektasi konsumen dan terbatasnya ketersediaan lapangan kerja. “Konsumsi rumah tangga masih belum kuat dipengaruhi menurunnya ekspektasi konsumen menengah ke bawah serta terbatasnya ketersediaan lapangan kerja,” jelas Perry Warjiyo. Tantangan ini menjadi catatan penting bagi pemerintah dan BI untuk terus berupaya meningkatkan daya beli masyarakat dan menciptakan lapangan kerja baru.

Ringkasan

Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan menguat pada semester II tahun 2025. Optimisme ini didorong oleh peningkatan ekspor, terutama produk manufaktur dan pertanian, serta belanja pemerintah yang diharapkan akan memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Meskipun demikian, BI menyoroti tantangan berupa konsumsi rumah tangga, khususnya dari kelompok menengah ke bawah, yang belum menunjukkan pertumbuhan signifikan akibat menurunnya ekspektasi konsumen dan terbatasnya lapangan kerja. Pemerintah dan BI perlu terus berupaya meningkatkan daya beli masyarakat dan menciptakan lapangan kerja baru untuk mengatasi tantangan ini.