BI Suntik Dana Rp200 Triliun, Lanjutkan Burden Sharing Demi Asta Cita

Jakarta, IDN Times – Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Keuangan kembali melanjutkan skema berbagi beban (burden sharing) untuk mendukung pembiayaan berbagai program ekonomi kerakyatan dalam agenda Asta Cita pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Gubernur BI, Perry Warjiyo menegaskan, bank sentral tidak hanya berfokus pada instrumen suku bunga untuk menjaga likuiditas. BI juga memperkuat kebijakan moneter ekspansif melalui pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.

“Kami update kemarin, dan hingga saat ini kami telah membeli SBN senilai Rp200 triliun, berdasarkan data terbaru, termasuk di dalamnya pembelian untuk debt switching,” ujarnya dalam rapat kerja bersama Komite IV DPD RI, Selasa (2/9/2025).

1. Pembelian SBN untuk jalankan program prorakyat

Ia menambahkan, kolaborasi dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani dilakukan agar sebagian hasil dari pembelian SBN dapat langsung dialokasikan untuk program-program prorakyat. Program tersebut, antara lain mencakup pembangunan perumahan rakyat, penguatan koperasi Desa Merah Putih, serta inisiatif lainnya dalam kerangka Asta Cita.

“Dengan skema burden sharing, atau pembagian beban bunga bersama, beban pembiayaan untuk program-program ekonomi kerakyatan dalam Asta Cita ini dapat dikurangi secara signifikan,” ucap Perry.

2. Burden Sharing bikin beban pembiayaan lebih murah

Dengan skema burden sharing atau pembagian beban bunga bersama, beban pembiayaan untuk program-program ekonomi kerakyatan dalam Asta Cita dapat dikurangi secara signifikan.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, skema pembiayaan bersama dengan BI membuat pendanaan program Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih menjadi lebih murah bagi pemerintah. Artinya, beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pun menjadi lebih ringan.

“Untuk Kopdes Merah Putih, dananya bisa lebih murah karena kami melakukan semacam burden sharing dengan BI,” ujar Sri Mulyani.

3. Pemerintah tempatkan dana Rp16 triliun

Pemerintah menempatkan dana APBN 2025 sebesar Rp16 triliun di Himbara, yang selanjutnya akan disalurkan menjadi pembiayaan kepada Koperasi Merah Putih. Sementara pada 2026, penempatan dana di Himbara akan ditambah Rp83 triliun, menjadikan total dana APBN mencapai sekitar Rp99 triliun.

Meskipun skema pendanaan ini mempermudah pemerintah, dokumen Nota Keuangan dan RAPBN Tahun 2026 mengidentifikasi beberapa risiko yang timbul dari implementasi program Koperasi Merah Putih.

BI Borong SBN Rp144,90 Triliun per 15 Juli 7 Perbedaan SBN dan Obligasi, Panduan buat Investor Pemula Maruarar Lapor Prabowo soal Rencana Kebut 3 Juta Rumah Pakai SBN