Bitcoin Loyo Usai The Fed? Cek Proyeksi Harga BTC Akhir Tahun!

Ussindonesia.co.id JAKARTA. Reli harga Bitcoin diperkirakan akan menghadapi jeda signifikan, kemungkinan tidak berlanjut hingga akhir tahun 2025. Aset kripto paling populer ini diprediksi akan cenderung stagnan sampai munculnya katalis baru yang kuat untuk mendorong kenaikan harganya.

Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 14.40 WIB, harga Bitcoin terpantau berada di level US$107.540. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 2,65% dalam 24 jam terakhir, 7,11% dalam sepekan terakhir, dan bahkan merosot 12,15% selama sebulan terakhir. Kondisi pasar yang terkoreksi ini memicu berbagai analisis dari para ahli.

Christopher Tahir, Co-founder CryptoWatch sekaligus Pengelola Kanal Duit Pintar, mengamati bahwa salah satu pemicu utama penurunan harga Bitcoin adalah pernyataan dovish dari The Fed. Pernyataan ini cukup mengejutkan pasar, mengingat ekspektasi awal akan adanya pemangkasan suku bunga berkelanjutan di akhir tahun. “Hal ini disebabkan oleh shutdown pemerintahan Amerika Serikat (AS) yang berkelanjutan,” ungkap Christopher kepada Kontan pada Senin (3/11/2025). Sebagai informasi, The Fed sebelumnya telah memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) ke level 3,75%-4% dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 30 Oktober lalu.

Di sisi lain, Founder dan CEO TRIV, Gabriel Rey, berpandangan bahwa pasar telah mengantisipasi koreksi harga Bitcoin yang terjadi saat ini. Meskipun demikian, Gabriel tidak melihat sentimen negatif yang terlalu mengancam untuk mendorong Bitcoin turun lebih dalam. “Dengan kebijakan pemerintahan Presiden AS Donald Trump, tidak ada lagi yang akan menjadi sentimen negatif. Setidaknya sampai kuartal I 2026 nanti, Bitcoin akan mengalami kenaikan bertahap atau sideways,” jelas Gabriel kepada Kontan pada kesempatan yang sama.

Christopher Tahir menambahkan, Bitcoin dan aset kripto lainnya seolah mulai kehabisan ‘bahan bakar’ sebagai katalis pendorong kenaikan harga di tahun ini. Akibatnya, harga aset-aset digital tersebut cenderung tertahan sampai adanya penggerak baru. Ia memperkirakan bahwa puncak harga Bitcoin mungkin sudah tercapai jika tidak ada kenaikan lebih lanjut. Dalam kondisi ini, investor disarankan untuk cenderung melakukan derisking dan deleveraging sebagai langkah antisipasi.

Meskipun prospek jangka pendek cenderung hati-hati, Christopher Tahir menargetkan bahwa jika masih ada ruang kenaikan, harga Bitcoin maksimal bisa mencapai level US$135.000 di akhir tahun 2025. Sementara itu, Gabriel Rey awalnya menargetkan US$120.000 di akhir tahun 2025, namun level tersebut telah tercapai. Target harga selanjutnya menurut Gabriel adalah US$125.000 pada periode yang sama.

Untuk investor yang mencari peluang, Gabriel Rey menyebutkan beberapa aset kripto yang masih menarik untuk dilirik, termasuk Bitcoin itu sendiri, USDT stablecoin, ASTER, dan Hyperliquid. Untuk ekosistem USDT, ia menyoroti XPL dan Plasma sebagai pilihan menarik.

Ringkasan

Harga Bitcoin diperkirakan akan mengalami stagnasi hingga akhir tahun 2025 setelah mengalami penurunan dalam beberapa waktu terakhir. Penurunan ini dipicu oleh pernyataan dovish dari The Fed dan diperkirakan karena Bitcoin kehabisan katalis pendorong kenaikan harga.

Para ahli memberikan proyeksi harga Bitcoin yang beragam untuk akhir tahun 2025. Christopher Tahir memperkirakan Bitcoin maksimal bisa mencapai US$135.000 jika masih ada ruang kenaikan, sementara Gabriel Rey menargetkan US$125.000. Beberapa aset kripto yang direkomendasikan untuk dilirik antara lain Bitcoin, USDT stablecoin, ASTER, dan Hyperliquid.