
Ussindonesia.co.id JAKARTA. Kinerja emiten perkebunan minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) ditengarai masih akan prospektif hingga akhir tahun berkat tren kenaikan harga CPO.
Sejumlah analis memberikan rekomendasi saham emiten perkebunan sawit. Cermati ulasan lengkap rekomendasi saham sektor CPO di bawah ini.
1. PT Astra Agro Lestari (AALI)
Pada kuartal III-2025, AALI mencatat laba inti (core NP) menurun 3% secara kuartalan (QoQ) ke Rp 411 miliar, sedangkan sembilan bulan pertama tahun 2025 mencapai Rp 1,2 triliun atau naik 71% secara tahunan (YoY). Hingga kuartal III-2025, pendapatan bersih perseroan tumbuh 35,8% dari tahun lalu menjadi Rp 22,11 triliun.
Kinerja AALI dapat dibebani potensi dampak dari peraturan lahan kehutanan yang baru, yang dapat mengakibatkan denda hingga Rp 2,7 triliun dengan asumsi lahan sengketa seluas 10,8 ribu hektare (ha).
Adapun risiko utama ke depan meliputi perubahan peraturan, tantangan operasional, dan volatilitas harga CPO.
Rekomendasi: Hold
Target harga: Rp 7.900
Halima Yefany & Aurelia Barus, Indo Premier Sekuritas dalam riset 30 Oktober 2025
AALI Chart by TradingView
2. PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG)
DSNG melaporkan pendapatan sebesar Rp2,9 triliun pada kuartal III-2025, turun 15,8% QoQ tetapi naik 16,0% YoY, sehingga pendapatan hingga September 2025 mencapai Rp 8,9 triliun, naik 24,7% YoY. Sementara itu, laba bersih kuartal III-2025 mencapai Rp 401,1 miliar atau turun 26,7% QoQ, namun naik 12,4% YoY. Sehingga, ditarik lebih jauh, laba bersih perseroan pada sembilan bulan pertama 2025 naik 53% YoY ke sebesar Rp 1,3 triliun.
DSNG berpotensi ditopang kenaikan harga CPO di tengah ketatnya pasokan global. Namun, terdapat risiko volume produksi dan harga jual rata-rata (ASP) yang lebih rendah dari perkiraan, serta potensi gangguan hasil panen.
Rekomendasi: Buy
Target harga: Rp 1.900
Raka Junico, MNC Sekuritas dalam riset 29 Oktober 2025
DSNG Chart by TradingView
3. PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk (NSSS)
Pendapatan NSSS pada kuartal III-2025 melonjak 41,4% YoY menjadi Rp 545 miliar, didorong oleh penjualan CPO yang meningkat 35% YoY ke Rp 460 miliar dan penjualan inti sawit sebesar Rp 85 miliar alias naik 90,7% YoY), seiring dengan menguatnya harga komoditas. Secara kumulatif, pendapatan sembilan bulan pertama 2025 naik 56.2% YoY menjadi Rp 1,492 miliar.
Dari sisi biaya, pengeluaran pupuk turun 19.9% YoY pada kuartal III-2025, sehingga GPM menjadi 55,6%, naik dibanding kuartal III-2024 yang sebesar 42,8%. Adapun laba bersih melonjak signifikan 112% YoY menjadi Rp 240 miliar. Secara kumulatif, laba bersih naik pesat 309% YoY menjadi Rp 554,1 miliar.
Rekomendasi: Buy
Target harga: Rp 550
Juan Harahap & Ahnaf Yassar, Samuel Sekuritas dalam riset 23 Oktober 2025
NSSS Chart by TradingView
4. PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG)
Pendapatan TAPG mencapai Rp 8,21 triliun hingga September 2025, naik 31,5% YoY. Capaian ini didorong oleh segmen operasional utama serta kontribusi penjualan yang solid.
Laba bersih perseroan turut meningkat signifikan menjadi Rp 2,78 triliun pada sembilan bulan pertama tahun ini, dibanding Rp 1,68 triliun pada 9 bulan pertama 2024. Raihan ini didukung oleh kenaikan laba usaha dan kontribusi yang lebih tinggi dari joint venture (JV) dan entitas asosiasi yang mendukung profitabilitas perseroan.
Rekomendasi: Hold
Target harga: Rp 1.700
Aditya Prayoga, Phintraco Sekuritas dalam riset 29 Oktober 2025
TAPG Chart by TradingView