Ussindonesia.co.id MALANG — Penjualan eceran di wilayah kerja Bank Indonesia (BI) Malang pada Agustus 2025 tumbuh positif, dipicu momentum HUT ke-80 RI.
Kepala Perwakilan BI Malang, Febrina, mengatakan berdasarkan hasil pelaksanaan Survei Penjualan Eceran (SPE) Bank Indonesia Malang, prakiraan penjualan eceran pada bulan Agustus 2025 tumbuh sebesar 5,27% (month to month/mtm), meningkat dibandingkan dengan realisasi bulan lalu yang tercatat sebesar 4,71% (mtm).
“Tiga kelompok komoditas dengan prakiraan peningkatan omzet penjualan tertinggi secara bulanan adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang tumbuh sebesar 12,18% (mtm), meningkat jika dibandingkan realisasi bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 9,95% (mtm). Kelompok suku cadang dan aksesori tumbuh sebesar 10,62% (mtm), dan kelompok kendaraan diprakirakan tumbuh di level 7,10% (mtm),” ucap Febrina, Selasa (16/9/2025).
: Belanja Tagging Inflasi di Wilayah KPPN Malang Capai Rp62,6 Miliar
Peningkatan omzet penjualan pada kelompok makanan, minuman dan tembakau, kata dia, disumbang oleh subsektor minuman sebesar 17,00% (mtm).
Hal tersebut terkonfirmasi dari responden SPE yang menyampaikan bahwa produk minuman mengalami peningkatan permintaan di tengah meningkatnya aktivitas masyarakat pada momentum HUT ke-80 RI.
: : Penyaluran KUR di Wilayah KPPN Malang Capai Rp3,7 Triliun
Selanjutnya, ujar dia, kategori kelompok suku cadang dan aksesori tumbuh sebesar 10,62% (mtm), meskipun sedikit menurun jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 16,59% (mtm).
Pertumbuhan kelompok komoditas ini disumbang oleh subsektor suku cadang dan aksesori mobil. Terkonfirmasi dari responden SPE yang menyampaikan bahwa pemberlakuan program potongan harga 17% untuk suku cadang dan oli berdampak pada peningkatan omzet.
: : Realisasi Penerimaan APBN di Wilayah KPPN Malang Tembus Rp74,3 Triliun
Sementara itu, omzet penjualan pada kelompok kendaraan diprakirakan tumbuh di level 7,10% (mtm), melanjutkan pertumbuhan periode sebelumnya sebesar 8,58% (mtm).
Peningkatan kelompok kendaraan didorong oleh peningkatan permintaan masyarakat di subsektor mobil sebesar 7,72% (mtm).
Hal tersebut dipengaruhi oleh masih berlanjutnya program promo kemerdekaan dari dealer serta meningkatnya permintaan pemesanan dari fleet user (rental, kendaraan dinas, perbankan dan niaga).
Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai perekonomian Indonesia memang unik.
Banyak moment atau event nasional maupun keagamaan yang mampu mendongkrak sektor-sektor perekonomian.
Fakta ini menjadi berkah, ekonomi domestik masih terus bergeliat sehingga ketika pemerintah fokus pada penguatan ekonomi domestik, maka sebenarnya perekonomian nasional aman karena perekonomian Indonesia sekitar 90% dikontribusikan oleh sisi domestik.
Oleh karena itu, dia menegaskan, penguatan daya beli melalui gelontoran fiskal dan suntikan modal di sisi moneter akan terus memperkuat amunisi perekonomian domestik.
Suntikan Rp200 triliun pada bank pemerintah diharapkan akan menurunkan suku bunga kredit sehingga sektor riil akan mudah mendapatkan tambahan permodalan untuk ekspansi usaha.
Menurutnya, ekspansi usaha ini akan membuka lapangan kerja sehingga akan meningkatkan pendapatan masyarakat, dan akan terus bergulir menggerakkan sektor-sektor ekonomi lainnya.