Ussindonesia.co.id JAKARTA — Rapat kerja antara Danantara Indonesia dan Komisi XI DPR untuk membahas roadmap serta rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) tahun 2025 di Jakarta, Selasa (19/8/2025) dilaksanakan tertutup. Aksi ini diklaim untuk menjaga kerahasiaan rencana investasi yang dinilai rawan memicu spekulasi di pasar saham.
Ketua Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun menjelaskan keputusan untuk menutup pintu rapat diambil lantaran materi pembahasan menyangkut portofolio strategis Danantara. Informasi tersebut dianggap berisiko memengaruhi pasar saham apabila disampaikan secara terbuka.
“Di dalam RKAP [Danantara Investasi] banyak proyek-proyek yang harus disampaikan, baik yang sifatnya sektor privat maupun publik. Dan, itu tidak mungkin kami akan sampaikan secara terbuka untuk umum karena akan memengaruhi portofolio investasi itu sendiri,” ucap Misbakhun di gedung DPR RI usai rapat.
: Danantara Pastikan Aturan Tantiem Direksi dan Komisaris BUMN Sudah Berlaku
Dia menambahkan, materi rapat dengan Danantara juga mencakup neraca awal dan proyeksi rugi serta laba yang masih bersifat prognosa.
Oleh sebab itu, jika informasi ini dibuka ke publik, dikhawatirkan bisa menjadi alat spekulasi yang mengganggu penilaian bisnis profesional Danantara.
“Bagaimanapun juga tidak boleh mengganggu situasi, misalnya, kalau di pasar modal akan memengaruhi harga, membentuk harga, dan sebagainya. Itu akan menjadi bersifat pelanggaran jika kami menyampaikan ke publik,” tuturnya.
: : SWF Danantara Janji ‘Gas’ Investasi Usai RKAP 2025 Disetujui DPR RI
Telkom Indonesia (Persero) Tbk. – TradingView
Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, Danantara juga mulai menyoroti upaya spekulatif yang dilakukan sejumlah pihak untuk mengerek harga saham emiten dengan mendompleng nama badan pengelola investasi tersebut.
Managing Director sekaligus Chief Economist Danantara Reza Yamora Siregar mengatakanpihaknya kerap mendapati kemunculan rumor pasar ketika SWF dari Indonesia itu ingin berinvestasi ke salah satu sektor atau perusahaan tertentu.
: : Dari INKP, ASII, Hingga UNTR, Pilah-Pilih Saham Blue Chip Indeks LQ45 Mercy Harga Bajaj
Hal ini mengakibatkan saham yang dirumorkan meningkat drastis. Padahal, kata Reza, informasi tersebut tidak dikeluarkan secara resmi oleh Danantara.
“Setiap kali Danantara mau masuk ke sektor A atau ke perusahaan, langsung itu terjadi kenaikan di stock exchange. Sedangkan kami tidak pernah bicara secara publik tentang itu,” ujarnya di Jakarta, Senin (11/8/2025).
Rumor Sentul City (BKSL)
Alhasil, kondisi tersebut acapkali dimanfaatkan oleh sejumlah pihak untuk menggoreng saham tertentu. Situasi itu akhirnya membuat Danantara menahan informasi terkait investasi guna memitigasi persoalan serupa.
“Kami dipakai untuk menggoreng saham yang ada di stock exchange. Proses inilah yang membuat kami tidak bisa go public maksudnya [terbuka] di media,” ucapnya.
Salah satunya adalah rumor yang menyebutkan adanya kesepakatan antara PT Sentul City Tbk. (BKSL) dengan Danantara terkait dengan pengembangan kawasan ekonomi khusus di bidang kesehatan.
Sentul City Tbk. – TradingView
Namun, Chief Investment Officer (CIO) Danantara Indonesia Pandu Sjahrir membantah informasi tersebut. Menurutnya, rumor ini merupakan interpretasi pihak ketiga berdasarkan analisis pasar, bukan pengumuman resmi.
“Saat ini tidak ada kesepakatan formal antara kedua pihak sebagaimana diberitakan,” kata Pandu dalam keterangan tertulis.
Pandu menambahkan bahwa sebagai lembaga pengelola dana investasi negara, setiap rencana investasi strategis di Danantara dijalankan melalui proses tata kelola yang ketat serta kajian kelayakan komprehensif.
Proses tersebut, lanjutnya, meliputi evaluasi kebutuhan nasional, kesesuaian dengan kebijakan pemerintah, analisis manfaat ekonomi dan sosial, serta uji kelayakan finansial dan risiko.
“Seluruh proses ini bertujuan memastikan bahwa setiap proyek yang diambil tidak hanya layak secara bisnis, tetapi juga membawa dampak positif yang signifikan bagi perekonomian dan masyarakat Indonesia,” kata Pandu.
—
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.