
Ussindonesia.co.id – JAKARTA. Prospek PT Petrosea Tbk (PTRO) ke depan kian terbuka seiring penguatan fundamental bisnis dan strategi ekspansi yang dijalankan perseroan.
Setelah beberapa tahun tertekan karena tingginya biaya pra-operasi dan kontribusi terbatas dari aset hasil akuisisi, kinerja PTRO kini jadi lebih solid. Melansir laporan keuangan, sepanjang sembilan bulan pertama 2025 perusahaan ini telah mencetak laba bersih US$ 6,93 juta, meningkat 141,8% secara tahunan.
Nafan Aji Gusta, Senior Investment Analyst Mirae Asset Sekuritas, menekankan bahwa capaian ini dipengaruhi oleh strategi perusahaan yang berhasil menjalankan efisiensi bisnis pada tahun 2025, sehingga beban bisa menurun.
“Kenaikan kinerja labanya triple digit ini dipengaruhi oleh keberhasilan PTRO dalam menjalankan efisiensi bisnis secara efektif. Sehingga beban atau cost-nya berhasil dikurangi,” ujar Nafan kepada Kontan, Senin (15/12/2025).
Peluang IHSG Naik Dalam Santa Claus Rally Masih Terbuka, Cek Rekomendasi Sahamnya
Dicatat kenaikan pendapatan bersih 18,42% YoY menjadi US$ 603,84 juta, terutama dari segmen konstruksi & rekayasa dan penambangan, serta perbaikan margin operasi. Per September 2025, aset PTRO mencapai US$ 1,39 miliar. Sedangkan kas dan setara kas mencapai US$ 66,06 juta.
Sementara itu, Abida Massi Armand, Analis BRI Danareksa Sekuritas, mengatakan bahwa sentimen positif atas kinerja PTRO datang dari perolehan kontrak multikomoditas bernilai besar serta kerja sama berkelanjutan dengan klien-klien blue chip seperti Vale, Freeport, BP Berau, dan jaringan CUAN Group.
Peningkatan kinerja ini juga diperkuat oleh kenaikan volume organik pada segmen jasa pertambangan serta kontribusi signifikan dari segmen Konstruksi & Rekayasa, yang secara kumulatif mengerek backlog proyek hingga sekitar US$ 4,5 miliar dan memberikan visibilitas pendapatan jangka panjang yang kuat.
Pun, kata Nafan, PTRO banyak melakukan aksi korporasi yang senantiasa bisa menyokong kinerja dan harga saham PTRO. Pada November 2025, PTRO mengumumkan akuisisi 60% saham Scan-Bilt Pte Ltd (SBPL) senilai SGD 10,3 juta (US$ 8,03 juta), dengan sisa 40% saham tetap dimiliki oleh TCAL Engineering.
Kehadiran SBPL menambah kapabilitas eksekusi yang kuat di bidang konstruksi multidisiplin dan teknik sipil, yang mencakup fasilitas pengolahan migas darat (onshore), pabrik kimia, terminal tangki, hingga infrastruktur ketenagalistrikan.
Secara strategis, SBPL juga berperan sebagai pusat bisnis yang dapat diskalakan untuk mempercepat ekspansi PTRO ke kawasan Asia Pasifik dan Oseania, sekaligus mendiversifikasi sumber pendapatan di luar Indonesia.
Jelas Nafan, aksi ini bisa memberikan katalis positif bagi pertumbuhan serta sustainability kinerja PTRO ke depan. Abida juga bilang, akuisisi SBPL dinilai strategis karena mempercepat transformasi bisnis PTRO dari kontraktor tambang berbasis batu bara menjadi penyedia layanan energi terintegrasi dengan kapabilitas multi-engineering.
IHSG Diproyeksi Menguat Terbatas Selasa (16/12), Cermati Rekomendasi Analis
“Kontribusi SBPL diperkirakan masih terbatas, tapi nilai tambahnya ada di stabilitas pendapatan jangka panjang. Prospek tahun depan semakin positif seiring sinergi dengan Grup Prajogo Pangestu, yang membuka peluang pipeline proyek berkelanjutan di sektor energi, logistik, dan smelter,” terang Abida.
Selain itu, segmen EPCI (Engineering, Procurement, Construction & Installation) PTRO juga terus menunjukkan perkembangan positif, tercermin dari perolehan kontrak senilai US$ 9,5 juta pada awal November 2025 dari Petronas Carigali North Madura II Ltd. untuk Tahap 1 pengembangan Lapangan Hidayah.
Kendati PTRO siap untuk meningkatkan skala bisnis EPCI ini ke depannya, Dennis Tay dan Tristan Elfan, Research Analyst Henan Sekuritas, menyebut bahwa dengan rasio utang terhadap ekuitas (DER) yang diperkirakan naik ke level 2,8x pada FY25F, ruang ekspansi lanjutan berpotensi tetap terbatas oleh kapasitas neraca yang semakin sempit.
Menurut Dennis dan Tristan, pendanaan melalui ekuitas menjadi opsi yang realistis untuk menjaga kekuatan neraca PTRO sekaligus menopang pertumbuhan ke depan.
“Aksi penambahan modal melalui ekuitas berpotensi membuka ruang peningkatan skala EPCI lebih lanjut, sekaligus mengurangi ketergantungan pada tambahan utang,” terang Dennis dan Tristan dalam riset, 3 Desember 2025.
Meski ada prospek pertumbuhan PTRO yang didukung oleh percepatan momentum pendapatan dari EPCI, SBPL, serta ekspansi margin di segmen EPCI, Dennis dan Tristan juga mencermati adanya risiko penurunan.
Antara lain, potensi perlambatan peningkatan skala proyek EPCI dari perkiraan awal serta tantangan integrasi SBPL yang dapat menekan kinerja laba dalam jangka pendek.
PTRO Chart by TradingView
Pun Abida juga mencermati bahwa risiko regulasi patut jadi perhatian, terutama rencana penerapan Bea Keluar Batu Bara mulai 2026 yang dapat berdampak pada margin klien batu bara. Meski demikian, strategi diversifikasi PTRO ke multikomoditas dan layanan EPCI berfungsi sebagai penyangga risiko jangka menengah.
Disokong segmen EPCI, Dennis dan Tristan memproyeksikan laba bersih PTRO FY2025F akan mencapai US$ 42,1 juta atau naik 334% YoY dari realisasi laba bersih PTRO tahun 2024 yang sebesar US$ 9,7 juta.
Dengan berbagai sentimen dan katalis di atas, Dennis dan Tristan merekomendasikan BUY saham PTRO dengan target harga Rp 13.100 per saham. Nafan memberi rekomendasi ADD saham PTRO dengan target harga Rp 11.950 per saham.
Adapun Daniel Agustinus, Direktur Kanaka Hita Solvera, merekomendasikan Buy on Weakness saham PTRO dengan target harga Rp 11.000 per saham.