
Ussindonesia.co.id LONDON. Harga emas melonjak menembus level US$ 4.400 per ounce untuk pertama kalinya pada Senin, didorong oleh meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga Amerika Serikat serta kuatnya permintaan aset lindung nilai (safe haven). Kenaikan ini juga diikuti oleh perak yang mencetak rekor tertinggi sepanjang masa.
Harga emas spot naik 1,7% menjadi US$ 4.411,01 per ounce pada pukul 15.22 WIB, setelah sebelumnya sempat menyentuh rekor tertinggi di US$ 4.420,01 per ounce. Sementara itu, harga perak spot melonjak 2,5% ke level US$ 69,44 per ounce.
Kontrak berjangka emas AS untuk pengiriman Februari juga menguat 1,3% ke US$ 4.444,00 per ounce.
Harga Minyak Menguat Usai AS Cegat Kapal Tanker Mminyak di Lepas Pantai Venezuela
Sepanjang tahun ini, harga emas telah melonjak sekitar 67%, memecahkan berbagai rekor dan untuk pertama kalinya menembus level US$ 3.000 dan US$ 4.000 per ounce. Emas diperkirakan mencatatkan kenaikan tahunan terbesar sejak 1979.
Kinerja perak bahkan lebih impresif dengan lonjakan mencapai 138% sepanjang tahun berjalan, jauh mengungguli emas. Kenaikan ini didukung oleh arus investasi yang kuat serta keterbatasan pasokan yang berkelanjutan.
“Bulan Desember biasanya memberikan imbal hasil positif bagi emas dan perak, sehingga faktor musiman berada di pihak mereka,” ujar analis senior StoneX, Matt Simpson. Namun, ia mengingatkan bahwa menjelang akhir tahun, pelaku pasar perlu berhati-hati karena volume perdagangan cenderung menurun dan potensi aksi ambil untung meningkat.
Analis teknikal Reuters, Wang Tao, menyebutkan bahwa harga emas spot berpeluang melanjutkan kenaikan hingga US$ 4.427 per ounce setelah berhasil menembus level resistensi penting di US$ 4.375.
Sebagai aset lindung nilai tradisional, emas terus mendapat dukungan dari meningkatnya ketegangan geopolitik dan perdagangan global, pembelian berkelanjutan oleh bank sentral, serta ekspektasi penurunan suku bunga tahun depan. Pelemahan dolar AS turut menjadi pendorong tambahan karena membuat emas lebih murah bagi pembeli luar negeri.
Rupiah Ditutup Melemah ke Rp 16.777 Per Dolar AS Hari Ini (22/12), Asia Menguat
Pasar saat ini memperkirakan dua kali pemangkasan suku bunga AS tahun depan, meskipun Federal Reserve masih menyampaikan sikap hati-hati. Aset tanpa imbal hasil seperti emas umumnya diuntungkan dalam lingkungan suku bunga yang lebih rendah.
Simpson menambahkan bahwa perlambatan pasar tenaga kerja AS yang lebih cepat serta pergeseran kebijakan The Fed ke arah yang lebih dovish berpotensi memberikan dorongan tambahan bagi harga emas.
Sementara itu, logam mulia lainnya juga mencatat kenaikan signifikan. Harga platinum melonjak 4,3% menjadi US$ 2.058,35 per ounce, level tertinggi dalam lebih dari 17 tahun. Palladium naik 4,1% ke US$ 1.784,00 per ounce, mendekati level tertinggi dalam hampir tiga tahun terakhir.