
Ussindonesia.co.id – JAKARTA. Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) kembali mencetak rekor tertinggi baru. Mengutip situs Logam Mulia, harga 1 gram emas Antam berada di Rp 2.502.000 pada Senin (22/12), naik Rp 11.000 dibandingkan hari sebelumnya.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo menilai lonjakan harga emas Antam ini dipicu oleh kombinasi kuat faktor global. Ia menyebut penguatan harga terjadi seiring ekspektasi pemangkasan suku bunga Amerika Serikat, meningkatnya tensi geopolitik, serta pembelian emas yang agresif oleh bank sentral dunia.
“Lonjakan harga emas Antam ke level Rp2.502.000 per gram pada hari ini merupakan fenomena historis yang didorong oleh badai sempurna di pasar global,” kata Sutopo pada Kontan, Senin (22/12/2025).
Emas Pecah Rekor US$ 4.400, Perak Melonjak 138% Tahun Ini
Menurutnya, pasar semakin yakin Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada 2026 seiring melemahnya data tenaga kerja dan melandainya inflasi AS. Kondisi tersebut membuat emas semakin menarik dibandingkan aset berbunga. Di sisi lain, ketegangan geopolitik terbaru mendorong investor kembali memburu aset safe haven, sementara pembelian emas oleh bank sentral memperkuat tekanan beli secara struktural.
Founder Traderindo.com Wahyu Laksono menambahkan, kenaikan harga emas juga ditopang oleh faktor domestik, terutama pelemahan nilai tukar rupiah dan meningkatnya permintaan masyarakat terhadap emas batangan. Selain itu, kinerja fundamental PT Antam yang solid turut menopang sentimen positif di pasar domestik.
Ke depan, Sutopo memperkirakan tren bullish emas masih berpeluang berlanjut, meski dengan laju yang lebih moderat. Berdasarkan proyeksi sejumlah lembaga keuangan global, harga emas dunia diperkirakan dapat mencapai US$ 4.900 hingga US$ 5.000 per troy ons pada akhir 2026. Dengan asumsi nilai tukar rupiah berada di kisaran Rp 16.500 per dolar AS, harga emas Antam berpotensi menembus Rp 2,7 juta hingga Rp 2,8 juta per gram pada 2026.
Meski demikian, Sutopo mengingatkan potensi fase konsolidasi setelah reli tajam sepanjang 2025. Oleh karena itu, investor disarankan tetap disiplin dalam menyusun strategi.
Ia menyarankan investor menahan diri dari perilaku fear of missing out (FOMO) dan menerapkan strategi pembelian bertahap atau dollar cost averaging (DCA) di tengah volatilitas harga. Bagi investor yang telah memiliki emas sejak harga masih di bawah Rp 2 juta per gram, Sutopo menilai saat ini menjadi momentum untuk melakukan rebalancing portofolio melalui aksi ambil untung sebagian sekitar 10-20%, tanpa melepas seluruh kepemilikan.
Sementara itu, Wahyu menilai potensi kenaikan harga emas Antam masih terbuka lebar seiring proyeksi emas global yang tetap bullish dan risiko pelemahan rupiah. Ia memperkirakan emas Antam berpeluang mencapai Rp 2,8 juta hingga Rp 3 juta per gram jika kenaikan harga emas dunia berlanjut dan nilai tukar rupiah melemah. Bahkan tidak menutup kemungkinan harga emas Antam menguji level yang lebih tinggi di kisaran Rp 3,5 juta hingga Rp 4 juta per gram.
Rekor, Harga Emas Antam Naik Rp 11.000 Jadi Rp 2.502.000 Per Gram Hari Ini (22/12)
Ia menekankan bahwa emas tetap ideal diposisikan sebagai aset lindung nilai jangka panjang. Investor disarankan tidak membiarkan porsi emas terlalu dominan dalam portofolio dan tetap menjaga diversifikasi ke instrumen lain yang lebih likuid.