Ringkasan Berita:
- Sepanjang Oktober 2025, grafik harga emas Antam terpantau cukup stabil
- Di pertengahan Oktober 2025, grafik harga emas Antam sempat meroket hingga tembus Rp 2,4 juta per gram
- Namun, jelang pergantian bulan, harganya turun tipis
- Mengawali 1 November 2025, harganya kembali turun Rp 15.000 per gram
Ussindonesia.co.id ,- Sepanjang Oktober 2025, grafik harga emas Antam terbilang cukup stabil.
Bahkan, sepanjang Oktober 2025, grafik harga emas Antam sempat meroket pada pertengahan bulan kemarin.
Pada awal Oktober 2025, harga emas Antam secara umum berada di kisaran sekitar Rp2.237.000 per gram.
Harga sempat meningkat dan mencetak rekor tertinggi bulanan di Rp 2,485,000 per gram pada 17 Oktober 2025.
Kala itu, kenaikan harga emas Antam di Butik Antam Medan menembus angka Rp 78.000 per gram.
Setelah puncak tersebut, harga mulai terkoreksi pada 20 Oktober 2025.
Saat itu penurunan harga emas Antam berada di rentang harga Rp 70.000 per gram.
Dari nilainya Rp 2,485,000 per gram, turun menjadi Rp 2,415,000 per gram.
Namun, baru saja sehari turun, keesokan harinya harga emas Antam di Butik Antam Medan naik lagi.
Tidak tanggung-tanggung, pada Selasa, 21 Oktober 2025, harga emas Antam naik Rp 72.000 per gram.
Bila harganya dikenakan pajak PPh 21 0,25 persen, maka harga emas Antam di Butik Antam Medan kala itu dibanderol seharga Rp 2,493,218 per gram.
Kemudian, harga buybacknya pun berada di level Rp 2,336,000 per gram.
Mulai Turun dan Naik Tipis
Setelah tanggal 21 Oktober 2025, harga emas Antam kadang naik kadang turun.
Hingga akhir Oktober 2025, harganya sempat naik.
Pada 31 Oktober 2025 kemarin, harga emas Antam naik Rp 42.000 per gram.
Dengan kenaikan harga emas Antam tersebut, harganya sempat berada di level Rp 2,305,000 per gram.
Namun, mengawali bulan November, harganya turun berkisar Rp 15.000 per gram.
Saat ini, harga emas Antam 1 November 2025 di Butik Antam Medan berada di level Rp 2,290,000 per gram.
Penjelasan Pengamat
Pengamat ekonomi dari Universitas Islam Nusantara (Uninus), Mochammad Rizaldy Insan Baihaqqy sempat mengemukakan pandangannya soal kenaikan harga emas Antam yang begitu drastis pada pertengahan Oktober 2025.
Menurutnya, bahwa kekuatan emas sebagai pelindung nilai tak banyak berubah, terutama saat dunia menghadapi tekanan dari berbagai arah.
Dia menilai tren global masih memberi ruang penguatan seiring penurunan suku bunga The Fed dan meningkatnya permintaan emas dari bank sentral dunia.
The Fed adalah singkatan dari Federal Reserve, yaitu bank sentral Amerika Serikat, yang bertugas mengatur suku bunga acuan, menjaga inflasi dan stabilitas ekonomi, dan mengawasi sistem keuangan dan perbankan.
Apa kaitan The Fed dengan harga emas? keputusan The Fed, terutama soal suku bunga, punya pengaruh besar terhadap harga emas di seluruh dunia.
“Melihat tren global, kemungkinan harga emas turun tajam hingga akhir 2025 relatif kecil. Pergerakannya lebih realistis stagnan di kisaran Rp 2,3–2,45 juta per gram, dengan peluang menguat ke Rp 2,5–2,6 juta jika skenario optimistis tercapai,” ujar Rizaldy, Minggu (5/10/2025).
Dia menjelaskan, sejumlah faktor global masih menjadi penopang kuat harga emas dunia, mulai dari kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) hingga kondisi geopolitik yang belum stabil
“Penurunan suku bunga The Fed, pelemahan dolar AS, serta tingginya permintaan dari bank sentral dunia membuat arah emas cenderung bertahan kuat,” tambahnya.
Rizaldy menilai, saat ini harga emas dunia memang berada di level yang relatif tinggi, didorong oleh ekspektasi penurunan suku bunga The Fed dan ketidakpastian geopolitik di beberapa kawasan.
Lebih lanjut, permintaan dari bank-bank sentral yang terus menambah cadangan emas juga menjadi faktor penguat.
“Hingga akhir 2025, kecenderungan harga emas masih berpotensi menguat, meski fluktuasi jangka pendek tetap perlu diwaspadai,” ujarnya.
Untuk pasar domestik, harga emas Antam yang kini berada di kisaran Rp 2,3 juta per gram diperkirakan masih akan bergerak di rentang Rp 2,3 juta hingga Rp 2,6 juta per gram.
Menurutnya, skenario optimistis dapat tercapai bila penurunan suku bunga global terjadi lebih cepat dan nilai dolar AS melemah.
“Namun dalam skenario moderat atau pesimistis, harga emas bisa tertahan bila tekanan dolar menguat atau inflasi global melandai lebih cepat dari perkiraan,” kata Rizaldy.
Secara umum, ia menegaskan bahwa emas masih menjadi salah satu aset lindung nilai (safe haven) yang menarik bagi investor, terutama dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi dan geopolitik.
“Selama ekonomi global masih dibayangi ketegangan geopolitik dan arah kebijakan moneter yang belum pasti, emas tetap menjadi instrumen yang cukup aman dan rasional untuk menjaga nilai aset,” ucapnya.(ray/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan