
Pasar komoditas global kembali bergejolak, dengan harga emas yang terpukul anjlok signifikan. Logam mulia ini kini diperdagangkan di bawah ambang batas krusial US$ 4.000 per ons troi, menyusul meredanya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China yang telah menjadi pemicu utama penurunan ini sejak awal pekan.
Berdasarkan data terkini dari Trading Economics, per Selasa (28/10) pukul 14.10 WIB, harga emas spot tercatat mengalami penurunan sebesar 1,0% dalam sehari. Kini, nilai satu ons troi emas berada di level US$ 3.842, menandai tekanan jual yang kuat di pasar.
Analisis mendalam disampaikan oleh Tiffani Safinia, Research & Development Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX). Menurut Tiffani, pelemahan harga emas saat ini tak lepas dari menguatnya dolar Amerika Serikat (AS), sebuah konsekuensi langsung dari prospek kesepakatan dagang AS dan China yang kian membaik. “Berita positif mengenai hubungan dagang ini secara otomatis mengurangi minat pasar terhadap aset safe haven seperti emas,” jelasnya kepada Kontan pada kesempatan yang sama.
Laba dan Pendapatan Mitra Keluarga (MIKA) Tumbuh Positif per Kuartal III-2025
Menyongsong sisa tahun ini, Tiffani menyarankan para investor emas untuk memfokuskan perhatian pada setiap pidato dari para pejabat Federal Reserve atau yang dikenal sebagai The Fed. Pernyataan tersebut dinilai krusial karena berpotensi memberikan petunjuk jelas mengenai arah kebijakan moneter AS menjelang penutupan tahun. Di sisi lain, Tiffani juga menyoroti bahwa peningkatan permintaan emas dari bank sentral serta potensi munculnya ketegangan geopolitik global dapat berfungsi sebagai faktor penopang harga emas, terutama di tengah bayang-bayang tekanan dari kondisi makroekonomi AS yang dinamis.
Meski demikian, untuk proyeksi akhir tahun, Tiffani memprediksi harga emas akan bergerak sideways, namun dengan potensi penguatan yang terbatas. Ia menambahkan, “Jika kita melihat tekanan inflasi yang mereda dan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed semakin menguat, maka emas akan tetap menjadi aset lindung nilai yang sangat menarik bagi para investor.” Berdasarkan sejumlah pertimbangan tersebut, Tiffani optimis menaksir bahwa pada akhir tahun 2025, harga emas berpeluang bergerak dalam rentang US$ 4.100 hingga US$ 4.300 per ons troi, menunjukkan prospek jangka panjang yang lebih stabil.
Indeks Dolar Tertekan Akibat Permintaan ke Safe Haven Melandai